Terdampak Geopolitik, Ekspor Kalsel Turun

PERKEMBANGAN geopolitik kawasan Asia dan dunia ikut mempengaruhi kinerja ekspor berbagai komoditas unggulan asal Provinsi Kalimantan Selatan. Tercatat nilai ekspor Kalsel dari US$800 juta pada akhir triwulan pertama 2025 turun menjadi US$765 juta.

"Ekspor Kalsel pada triwulan ke dua 2025 sebagian besar mengalami penurunan kecuali komoditas karet. Perkembangan geopolitik kawasan asia dan dunia ikut mempengaruhi permintaan ekspor asal Kalsel ke berbagai negara tujuan," kata Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Sulkan, Rabu (11/6). 

Tercatat pada triwulan II periode April-Juni terjadi penurunan ekspor berbagai komoditas unggulan Kalsel seperti kelapa sawit dari 98.000 ton pada Maret 2025 menjadi 79.620 ton. Kemudian produk kayu turun dari 18.000 ton menjadi 12.852 ton volumenya dan produk rotan juga berkurang dari 8 ton menjadi 3,6 ton.

Produk perikanan juga merosot dari 129 ton menjadi 90,9 ton. Untuk tambang batubara volumenya sedikit meningkat dari 11,2 juta ton menjadi 11,4 juta ton. Namun nilainya berkurang atau terjadi penurunan harga yaitu dari US$657 juta menjadi US$636 juta.

Sementara itu, volume ekspor karet alam naik dari 4.943 ton menjadi 6.948.ton, sehingga nilainya meningkat dari US$9,8 juta menjadi US$14 juta. Karet alam Kalsel diekspor ke berbagai negara tujuan seperti Jepang, Tiongkok, Meksiko, Jerman, Kanada, India, Korea Selatan, Taiwan, Polandia, Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Brasil, Turki, Spanyo, Amerika Serikat, Kolombia dan Belanda. 

Sulkan menambahkan secara umum pertumbuhan ekonomi Kalsel masih cukup baik. Guna mengantsipasi dampak penurunan ekspor ini bagi ekonomi daerah, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan sektor terkait dan eksportir guna peningkatan kualitas produk dan  peningkatan volume ekspor. (E-2)