Siswa SD Koma Diduga menjadi Korban Perundungan Kakak Kelasnya.

KORBAN penganiayaan oleh kakak kelasnya, seorang siswa Sekolah Dasar (SD) Jayamukti di Kecamatan Blanakan, Subang,Jawa Barat, mengalami koma sehingga harus menjalani perawatan intensif di ruang PICU anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang, Jawa Barat. Korban bernama ARO siswa kelas 3 SD Jayamukti, mengalami koma setelah dianiaya kakak kelasnya, Rabu (20/11).

Menurut keterangan pihak rumah sakit, korban masih menjalani perawatan secara intensif di ruangan PICU anak di Rumah Sakit Ciereng. Kondisi korban masih  lemah dan saat ini masih mengalami koma. "Pasien yang bernama ARO, 9, hingga saat ini masih mengalami koma dan tidak sadarkan diri, pasien sendiri masih dalam perawatan intensif di ruangan PICU anak," kata Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Ciereng Subang, dr. Syamsu Riza, Sabtu (23/11).

Syamsu menambahkan pasien belum ada tindakan untuk rujukan ke rumah sakit lain, karena masih menunggu perkembangan dan observasi di ruang PICU. Sementara ini pasien mengalami luka pendarahan di otak kepala sehingga tidak sadarkan diri.

Baca juga : Siswa SD di Ternate Meninggal Dunia setelah Diduga jadi Korban Bullying

Korban Albi Ruffi Ozara, 9, diduga menjadi korban perundungan di SD Negeri Jayamukti, Blanakan yang di lakukan kakak kelasnya, M, D, dan O. Ketiganya merupakan siswa kelas 4 dan kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Jayamukti.

Kasus dugaan perundungan yang dilakukan para pelajar yang masih duduk di bangku SD ini, kini ditangani Unit PPA Reskrim Polres Subang, Jawa Barat. Sementara itu, kekerasan terhadap siswa kelas 3 SD di Kecamatan Blanakan menuai perhatian serius dari Penjabat (Pj.) Bupati Subang, Imran. 

Imran segera mengambil langkah tegas dengan memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Subang untuk menangani kasus ini secara cepat dan profesional. Imran menyatakan, bahwa kepala sekolah terkait akan dinonaktifkan dari tugasnya selama proses penanganan kasus berlangsung. 

Ia juga menegaskan bahwa tidak akan segan untuk memberhentikan guru yang terbukti terlibat dalam tindakan kekerasan terhadap siswa. “Saya minta Kepala Dinas Pendidikan untuk segera menyelesaikan masalah ini. Kepala sekolah terkait akan dinonaktifkan sementara. Jika terbukti ada guru yang terlibat dalam kasus ini, saya tidak akan ragu untuk memberhentikannya,” kata Imran,Sabtu (23/11).

Selain itu, Imran juga memerintahkan agar kepala sekolah dan guru-guru di sekolah tersebut segera dikumpulkan untuk membahas solusi dari permasalahan yang terjadi. Ia berjanji untuk membantu menyelesaikan kasus ini dengan melibatkan pihak Polres Subang guna memastikan proses hukum berjalan dengan baik. “Kasus ini tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab kita bersama untuk memastikan lingkungan pendidikan tetap aman dan kondusif bagi siswa,” tegasnya. (S-1)