Dipenjara Karena Tuduhan Berjudi, Lima Lansia di Jambi Minta Keadilan ke Kapolri

APES nian nasib lima lansia asal Desa Penerokan, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, ini. Mereka yang sebagian dalam
keadaan sakit-sakitan, sudah sekitar sebulan ini, terpaksa meringkuk
dalam sel tahanan Polres Batanghari.

Mereka ditahan dengan tuduhan main judi. Kelima lansia itu ditangkap  anggota Polsek Bajubang ketika bermain batu domino (gaple) di depan kediaman mereka pada 30 gustus 2022.

Mereka ialah Sucipto Lie, 67, Ting Huat, 69, Bong Sui Tet, 67, Heriyanto, 52 dan Ahmadun, 57. Mereka masih memiliki hubungan keluarga.

Kendati meyakini tidak ada unsur perjudian saat penangkapan, pihak
keluarga tetap berusaha sabar dan taat hukum. Bermodalkan alasan
kemanusiaan, lantaran beberapa orang dalam keadaan sakit dan perlu
pengobatan, keluarga tersangka berupaya memohon penangguhan penahanan.

Permohonan tersebut diwakilkan melalui Sudarmono, salah seorang anak
dari tersangka Sucipto Lie. Pada 31 Agsutus 2022, ia memohonkan
penangguhan penahanan ke Kantor Polres Batanghari.

Ironis, kendati menjaminkan dirinya, dan membawa surat keterangan
sakit, permohonan Sudarmono tidak digubris. Pihak penyidik bersikukuh,
kelima tersangka yang sudah kakek-kakek itu, dinyatakan melakukan
pelanggaran pasal 303 tentang perjudian.

Karena tidak berdaya, kelima tersangka yang berasal dari keluarga
petani itu, kemudian minta tolong kepada tetangganya yang paham soal
hukum. Alhasil, mereka mendapatkan uluran bantuan hukum dari DH
Sitompol dan  Rommel Siregar.

"Saat kejadian, saya masih di Batam. Setelah kembali ke Penerokan, Jambi, baru saya masuk berupaya membantu mereka. Terutama dalam memohonkan penahanan luar kelima tersangka ke penyidik Polres
Batanghari," ujar DH Sitompul.

Tidak ditanggapi

Namun ternyata sama saja. Kendati sudah berupaya meyakinkan penyidik
Polres Batangahri bahwa Sucipto Lie Cs layak diberikan kelonggaran
hukum, berupa tahanan luar untuk keperluan berobat, juga gagal.

"Kami sungguh tidak habis pikir, kenapa tidak sedikitpun rasa
kemanusiaan dan hati nurani dari penegak hukum atas kasus klien kami.
Mereka sudah lansia, beberapa dalam kondisi sakit. Ada yang mengindap
ambien parah," ungkap Sitompul.

Sitompul mengaku, untuk memperjuangkan kliennya, pernah meminta tolong
langsung pada Kapolres Batanghari AKB M Hasan, yang baru-baru ini
dicopot jabatannya dan dimutasi ke Mabes Polri.

Namun setali tiga uang, Hasan juga tidak berkenan memberi pelongaran
penundaan penahanan kliennya.

Tidak mendapatkan pelayanan hukum berhati nurani dari penyidik Polres
Batanghari, membuat Novianti, istri tersangka Heriyanto, sangat terpukul. Dia mengajukan permintaan tolong kepada Kapolda Jambi dan Kapolri supaya berkenan menolong.

"œKami orang kecil, suami saya adalah tulang punggung keluarga. Paman saya yang ikut ditahan juga dalam kondisi sakit dan butuh
perawatan. Tidak mungkin suami saya berjudi. Tolong bantulah kami
orang kecil ini Pak Kapolda, Pak Kapolri!," kata Novianti.

Ditemani penasehat hukumnya DH Sitompul Dkk, Novianti Kamis (29/9),
mengadukan kasus tersebut ke Mapolda Jambi. Dia melapor ke Bidang Propam Polda Jambi, terkait beberap kejanggalan proses hukum yang menimpa kelima tersangka.

"Yang bermain gaple ini masih keluarga. Mereka ditangkap karena tuduhan berjudi. Padahal barang bukti tidak ada, minim bukti. Ini salah satu yang kami persoalkan," kata Sitompul.

Ia juga melaporkan soal kejanggalan terkait personel yang
melakukan penangkapan. Mereka memegang surat perintah yang ditandatangani oleh Kapolres Batanghari. Namun personel saat penangkapan berasal dari Polsek Bajubang.

Kabid Humas Polda Jambi Kombes Mulia Prianto membenarkan adanya
pelaporan dari keluarga kelima tersangka ke Bidang Propam Polda Jambi.
Sampai saat ini laporan tersebut masih dalam proses. (N-2)