17 Ribu RT/RW Garut Siap Jadi Satgas

SEBANYAK 17 ribu ketua rukun tetangga (RT) dan ketua rukun warga (RW) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, bersiap menjadi satuan tugas (satgas) penanganan covid-19. Langkah itu dilakukan untuk menekan penyebaran virus korona yang terus mengalami peningkatan.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan penanganan tersebut dilakukan agar bisa memutus mata rantai penyebaran virus. “Saya telah meminta untuk merealisasikan surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri kepada para gubernur dan para bupati untuk segera membuat dan membentuk satgas di tingkat RW sebagai satgas di lingkungan. Tujuannya untuk menjadi relawan kemanusiaan selama pandemi covid-19,” katanya, kemarin.

Menurut dia, para ketua RT dan RW itu merupakan relawan yang bekerja demi masyarakat tanpa adanya imbalan. Para ketua lingkungan di sana akan menjadi satgas secara bertahap dan berjenjang. Camat pun diminta aktif melakukan interaksi ke bawah, khususnya terhadap kepala desa.

“Selama ini tugas RT dan RW selalu ada hubungan dengan pemerintah. Mereka setiap bulan menerima insentif, tapi tidak besar. Mereka relawan yang bekerja demi masyarakat tanpa imbalan, dan yang pasti sesuai martabatnya sebagai kepala atau pimpinan di lingkungan,” tukas Rudy.

Akhir pekan lalu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat Setiaji di sela-sela acara Ngariung Online dan Penganugerahan RW dan Relawan Juara Sapawarga, mengatakan para ketua RW di Jabar telah memberikan peran yang cukup berarti dalam mencegah penyebaran covid-19.

“Apresiasi kepada para ketua RW dan juga relawan dalam penanganan covid-19 terutama memberikan informasi data penerima bansos,” ujarnya.

Sebanyak 18 ribu ketua RW telah ikut membantu verifi kasi data penerima bansos di Jabar yang mencapai 1,9 juta penerima sehingga tepat sasaran. Bahkan, tiga ketua RW bakal
diganjar hadiah dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil atas prestasinya menjadi Ketua RW Juara Sapawarga.

Ridwan Kamil menegaskan, Sapawarga telah banyak berkontribusi bagi Jabar dalam menentukan keputusan terkait apa saja kebutuhan warga hingga tingkat terendah.

“Ini ialah bentuk hijrah adaptasi di tengah pandemi dari manual ke digital,” tandasnya. (AD/Ant/J-2)