Mengawal Langkah Anak ke Sekolah

RASA waswas menggelayuti benak Retno Listyarti saat meninjau uji coba kegiatan belajar-mengajar tatap muka di SMP Negeri 4, Surakarta, Jawa Tengah, kemarin. Bukan waswas dengan keinginan sekolah itu.

“Angka kematian anak akibat covid-19 di Indonesia tertinggi di Asia Pasifi k. Persentasenya mencapai 2,03%,” ungkap anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia itu.

Angka tersebut membuat KPAI menyarankan sekolah untuk tidak terburu-buru membuka kegiatan belajarmengajar tatap muka. “Harus siap betul dan memastikan aman,” tambahnya.

Meski tidak melarang uji coba di SMPN 4 Surakarta, Retno sangat serius melihat kesiapan sekolah, guru, anak, orangtua, dan dinas pendidikan.

“Kami mengapresiasi upaya Pemkot Surakarta ini. Tapi, jika di antara lima komponen itu ada yang tidak siap, sebaiknya ditunda,” tambahnya.

SMPN 4 Surakarta merupakan sekolah ke-46 yang ditinjau KPAI terkait penyelenggaraan belajar tatap muka.

Di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pembelajaran tatap muka di pesantren di pastikan akan dievaluasi.

Pasalnya, klaster penyebaran covid-19 di lingkungan pesantren belum mereda. Yang terkini, ratusan santri di salah satu pesantren di Kecamatan Cibadak dinyatakan positif terjangkit.

“Tak ada tawar-menawar dan main-main berkaitan covid-19 ini. Apalagi ini menyangkut nyawa manusia,” tegas Pjs Bupati Sukabumi, Raden Gani Muhamad.

Tes usap

Guna memutus mata rantai penularan, tes usap masih jadi andalan. Di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tes sudah dilakukan untuk 27.829 warga.

Angka itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan Enny Suhaeni, sebenarnya sudah melampaui target ideal. Namun, Pemkab Cirebon akan melanjutkan tes usap hingga 30 ribu warga.

“Anggaran sudah disiapkan. Tes usap berikutnya menyasar petani dan nelayan yang jumlahnya mencapai 1.300 orang,” papar Enny.

Di daerah ini penjangkitan covid-19 sudah menimpa 1.421 warga. Sebanyak 954 di antaranya sudah sembuh.

Peningkatan kasus baru diprediksi masih akan terjadi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Bupati Achmad Husein bertekad akan melanjutkan program tes usap gratis bagi warganya.

“Kami sudah melakukan tes usap untuk 15 ribuan warga. Namun, bulan ini diprediksi kasus baru akan meningkat, karena 10 hari pertama saja sudah ada penambahan 90 kasus baru,” ujarnya.

Karena itu, tes usap tidak bisa dikendurkan. “Pelacakan harus dilanjutkan, meski risiko pada November ada peningkatan kasus baru,” tandas Husein.

Kasus baru di daerah ini di antaranya menimpa ajudan dan sopir bupati. Mereka sudah dikarantina.

Kasus lain, seorang guru SMP Negeri 6 Purwokerto juga terjangkit. Sekolah yang sempat belajar tatap muka terpaksa ditutup lagi.

Pemkab Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, juga terus mengajak warga disiplin menggunakan masker.

Dipimpin Bupati Iskandar, pemkab membagikan 53 ribu masker lebih, kemarin.

“Kami keliling pasar membagikan masker dan mengajak warga melaksanakan protokol kesehatan. Tidak ada pilihan lain,” tandas Iskandar. (BB/UL/BK/LD/DW/JS/N-3)