Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
GUGURAN lava terus terjadi di Gunung Merapi, Yogyakarta. Jarak terjauh guguran sampai 1,2 kilometer terjadi pada Jumat (4/1) malam pukul 21.01 WIB. Beberapa saat setelah itu terjadi hujan abu sangat tipis mengarah ke tenggara Merapi.
Atas fenomena guguran dan hujan abu tersebut, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyatakan masih normal dan intensitasnya masih kecil. Guguran di Merapi telah terjadi saat tumbuh kubah lava sejak Agustus 2018. “Jika sebelumnya guguran terjadi di dalam kawah arah barat laut, guguran sekarang (beberapa kali) keluar kawah,” kata Hanik, Minggu (6/1).
Arah guguran (erupsi efusif) mengarah ke hulu Sungai Gendol. Kecepatan angin yang tinggi waktu guguran mengakibatkan abu vulkanis tertiup hingga 5 kilometer ke arah Tenggara. Alhasil, warga yang bermukim di Dusun Kalitengahlor bisa merasakan embusan tipis abu vulkanis. “Abu itu faktornya karena kecepatan angin dan Gendol kan areanya sangat terbuka.”
Sementara itu, dari pengamatan terhadap aktivitas Merapi, kemarin, dari pukul 06.00-12.00 WIB, telah terjadi guguran berjumlah 16 kali, amplitudo 5-52 mm, dan durasi 13.4-55.7 detik. Kegempaan vulkanis dangkal berjumlah 1 kali, Amplitudo 45 mm, dan durasi 12.3 detik. Tingkat Aktivitas Gunung Merapi masih di level II (Waspada).
BPPTKG merekomendasikan, kegiatan pendakian Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. Radius 3 km dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Merapi yang tidak jelas sumbernya. “Bisa cek ke www.merapi.bgl.esdm.go.id media sosial BPPTKG atau ke Kantor BPPTKG Jalan Cendana No 15 Yogyakarta telepon (0274)514180-514192,” tandasnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi hujan abu susulan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan masker yang siap dibagikan gratis kepada warga. Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantara mengatakan, jumlah yang disiapkan itu diperhitungkan mencukupi. “Keseluruhannya sekitar 30 ribu masker,” katanya, Minggu (6/1).
Selain memastikan ketersediaan masker, pihaknya meningkatkan langkah-langkah kemampuan mitigasi bencana. Khususnya bagi warga yang tinggal di lereng Merapi.
Ia memastikan, masyarakat yang ada di sana telah meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitasnya dalam menghadapi setiap ancaman bencana.
Sebelumnya, hujan abu tipis disaksikan masyarakat di Kali Tengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, serta dua desa di Kecamatan Kemalang, Klaten, mulai Jumat (4/1) dan Sabtu (5/1). Saat ini kawasan lereng Merapi cerah dan sudah tidak terpantau sisa-sisa hujan abu yang beterbangan di kawasan itu. (AT/AU/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved