Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PEMERINTAH Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mewaspadai terjadinya lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, pada awal Januari tercatat sudah belasan warga yang mengalami gejala DBD. Dari 17 kasus yang dibawa ke rumah sakit (RS), empat di antaranya positif DBD.
Karena itulah, Dinas Kesehatan (Dinkes) menerjunkan tim untuk melakukan penyelidiikan epidemiologi lebih saksama. Kepala Dinkes Banyumas Sadiyanto mengatakan, salah satu desa yang mengalami lonjakan kasus DBD ialah Desa Pandak, Kecamatan Baturraden.
“Hingga kini, ada 17 warga yang dirawat di dua RS. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya positif DBD. Dinkes juga melakukan penyelidikan epidemiologi. Ternyata memang banyak jentik nyamuk yang ditemukan di desa setempat. Dinkes juga langsung melakukan pengasapan di kawasan terjangkit DBD,” ujarnya, Minggu )6/1).
Selain itu, lanjutnya, Dinkes menggerakkan warga untuk melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN merupakan cara efektif memutus mata rantai DBD.
“Meski telah dilakukan pengasapan, hal itu hanya membunuh nyamuk dewasa. Untuk telur-telur nyamuk dan jentik tidak mati. Yang paling efektif adalah PSN karena akan memotong rantai hidup nyamuk,” ujarnya. Peralihan musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya kerap memicu lonjakan penderita DBD.
Hujan yang diselingi panas menjadi salah satu faktor mencuatnya perkembangbiakan nyamuk. Oleh karena itu, masyarakat harus memedulikan lingkungan dengan menjaga kebersihan. Jangan sampai lingkungan tidak bersih dan menjadi sarang nyamuk. (LD/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved