Kapolri Ajak Umat Kristiani Doakan Korban Tsunami Selat Sunda

KAPOLRI Jenderal Pol Tito Karnavian meminta kepada jemaat Kristiani yang mengikuti misa natal untuk mendoakan korban tsunami di Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu (22/12).

"Kami memohon kepada pendeta, segenap jemaat berdoa agar dosa para korban diampuni dan diterima disisi Tuhan. Yang sakit cepat sembuh, dan bencana tersebut empat kita atasi dengan baik," kata Tito, Senin (24/12) di Gereja GPIB Immanuel, Jakarta Pusat.

Tito menyampaikan bela sungkawa kepada seluruh korban meninggal dan luka-luka akibat bencana tsunami tersebut. Katanya, di tengah-tengah kebahagiaan merayakan Natal-Tahun Baru dan liburan, senantiasa tetap mendoakan bagi sesama.

"Kami mohon dengan segala kerendahan hati turut berdoa agar saudara-saudara kita dapat diampuni dan beristirahat dengan tenang, keluarga diberi kekuatan, yang sakit disehatkan dan Tuhan memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia," jelasnya.

Menurutnya, apa pun cobaan dari Tuhan hendaknya menjadikan bangsa ini semakin kuat dan tabah menghadapi segala musibah yang melanda Tanah Air.

"NKRI harus tegak berdiri dengan segala potensi dan kebinekaan ya. Bangsa kita bangsa yan unik. Yang sangat penuh disparitas. Beda suku agama ras. Tetapi bangsa Indonesia harus kita jaga. Semua perbedaan tersebut justru jadi kekayaan bangsa Indonesia," terangnya.

Sebelumnya, Kapolri mengatakan, pihaknya memastikan keamanan dan kenyamanan bagi umat kristiani untuk menjalani ibadah misa dan perayaan natal 2018.

"Kami akan terus bekerja keras bersama Panglima TNI di seluruh Indonesia. Silahkan bapak-bapak dan ibu-ibu menikmati malam natal. Ini bukan waktu liburan buat kami. Ini buat bekerja lebih berat lagi," kata Tito.

Bersama dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, mereka lakukan safari misa Natal ke sejumlah gereja-gereja di wilayah DKI Jakarta. Katanya, kunjungan itu guna memastikan kelancaran dan kenyamanan perayaan natal di seluruh gereja di Tanah Air.

"Saya dan panglima TNI sudah jauh-jauh hari melakukan persiapan, dan rapat. Kami lakukan secara maraton untuk meyakinkkan bahwa salah satu tugas pertama untuk melindungi semua warga negara untuk bebas menjalani kehidupan beragama masing-masing," sebutnya.

Kesiapan dan kesiagaan TNI Polri berkaca dari pengalamannya saat 2000. Dimana ia menjabat sebagai Kapolda di Polda Metro Jaya dan tragedi beberapa serangan di gereja.

"Kami melakukan penguatan ops bersama Polri dan TNI untuk menjamin bahwa warga negara Indonesia apa pun agamanya harus kami lindungi," pungkasnya. (OL-1)