Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DIRJEN Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangarepan, mengatakan, pembangunan Nongsa Digital Park untuk mewujudkan seperti Silicon Valley AS di Batam, Kepulauan Riau, sangat dimungkinkan untuk mewujudkan ekonomi digital.
"Pembangunan Nongsa Digital Park sejalan dengan program kami untuk mewujudkan 'Indonesia: The Digital Energy of Asia' sehingga patut untuk diberikan dukungan," kata Semmy--sapaan Semuel--di Jakarta, Selasa (2/5).
Ia menambahkan, pemerintah siap untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Nongsa Digital Park termasuk dengan mengundang investasi asing sepanjang tetap berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Seperti rencana investasi asing untuk membangun infrastruktur pusat data, kata dia, cukup berkoordinasi dengan BKPM untuk memastikan itu merupakan sektor terbuka. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempermudah masuknya investasi asing termasuk soal perizinan.
Semmy berharap Nongsa Digital Park dapat menjadi wadah berkumpulnya start-up yang banyak bergerak di bidang ekonomi digital di seluruh Indonesia, bahkan harus bisa dibentuk inkubator agar mereka mampu berkembang dan mampu bersaing di pasar internasional.
"Hadirnya start-up di Nongsa Digital Park juga akan mempermudah untuk menggandeng pemilik modal. Mereka tidak perlu mencari-cari ke berbagai wilayah Indonesia namun cukup ke Batam," urainya.
Semmy mengatakan, dengan hadirnya start-up di Nongsa Digital Park tentu akan membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia yang menguasai Teknologi Informasi (TI). Hal inilah yang harus dipikirkan apakah bisa mengandalkan SDM setempat atau mendatangkan dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Harus diakui SDM TI saat ini masih terpusat di Pulau Jawa, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk membuka pengembangan SDM TI di wilayah lain di Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan, nilai transaksi ekonomi digital di Indonesia saat ini mencapai US$130 miliar, untuk peningkatan selanjutnya seluruh komponen masyarakat seharusnya terlibat untuk pengembangan startup di Indonesia dengan didukung SDM TI berkualitas.
Pemerintah, menurut dia, dapat memberikan kebijakan khusus agar start-up dapat berkumpul di Nongsa Digital Park salah satunya mendorong pengelola menyediakan infrastruktur pusat data dan cloud yang murah, kemudahan mendapatkan pendanaan, ketersediaan SDM, serta pasokan listrik 24 jam tanpa putus.
Semmy mengatakan, pemerintah telah memberikan berbagai kelonggaran untuk menumbuhkan start-up karena semakin banyak maka transaksi ekonomi digital juga semakin meningkat.
"Kami punya program mewujudkan 1.000 start-up di Indonesia dengan tujuan menjaring anak muda yang memiliki ide brilian dan kreatif, kami berikan bantuan berupa pelatihan, workshop, sampai mengeksekusi program, serta menyiapkan inkubator untuk menggandeng pemilik modal," ujar Semmy.
Hal ini dapat diwujudkan di Nongsa Digital Park, serta diharapkan tidak hanya di Batam tetapi juga daerah lain di Indonesia seperti Bandung, Malang, Yogya, dan Bali juga dapat membangun semacam Silicon Valley karena memang Indonesia membutuhkan lebih banyak pelaku ekonomi digital. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved