BNN Kuatkan Kapasitas di LP

PEMBERANTASAN narkoba di lembaga pemasyarakatan (LP) oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) mendapat dukungan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum dan HAM). Melalui kerja sama dengan Kemenkum dan HAM, BNN bakal meningkatkan kapasitas dan intensitas untuk memerangi narkoba dari dalam LP.

"Tadi kami sudah menandatangani kerja sama (MoU) dengan Kepala BNN. Sudah ada beberapa operasi penggeledahan yang dilakukan tanpa ribut-ribut bersama BNN di Medan," ucap Menkum dan HAM Yasonna Laoly sesuai menandatangani MoU dengan Kepala BNN Heru Winarko di Jakarta, Jumat (27/4).

Yasona menambahkan dirinya juga sudah membahas lebih jauh hal itu dengan Kepala BNN Heru Winarko.

"Seperti diketahui bahwa untuk mengatasi bandar-bandar narkoba yang punya jaringan kami sudah menyediakan tempat di Batu, di Gunung Sindur. Nanti ada di Medan, ada satu lagi di Kalimantan. Semua ini adalah 24 jam electronic surveillance baik CCTV, dan juga jammer untuk handphone," ujarnya.

Selain itu, kata dia, Kemenkum dan HAM juga bekerja sama dengan BNN untuk mendapatkan nama-nama yang diduga terlibat dalam jaringan narkoba.

Ke depan, BNN didukung Kemenkum dan HAM pun bertekad melakukan operasi bersama serta penukaran data serta informasi mengenai berbagai kegiatan pencegahan dan pemberantasan narkotika di seluruh wilayah NKRI.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BNN Heru Winarko menambahkan, BNN dan Kemenkum dan HAM juga menyepakati kerja sama dalam pengawasan orang asing yang dilakukan secara langsung oleh Tim Pengawasan Orang Asing yang berada di bawah komando Kemenkum dan HAM.

Menurutnya, hal tersebut dilakukan sebab banyak warga negara asing yang masuk ke Indonesia untuk melakukan kejahatan, khususnya dalam mengedarkan narkotika. "Oleh karenanya perjanjian kerja sama ini kami harapkan juga untuk mengantisipasi terjadinya hal tersebut," tandas Heru.

Selain pemberantasan, kerja sama BNN dan Kemenkum dan HAM bakal meningkatkan upaya pencegahan dan rehabilitasi. "Penanganan narkoba jika tidak dibarengi dengan pencegahan dan rehabilitasi akan menjadi sia-sia."