Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

PKL Klender Iri dengan PKL Tanah Abang

Nicky Aulia Widadio
02/3/2018 20:36
PKL Klender Iri dengan PKL Tanah Abang
(MI/ARYA MANGGALA)

KEPUTUSAN Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menuai protes. Mereka dituding pilih kasih terkait penggunaan badan jalan untuk berjualan.

Sekitar 290 pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur menuntut diperbolehkan kembali menempati Jalan Teratai Putih III. Mereka mengaku iri kepada PKL di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat yang boleh menempati badan jalan.

Protes itu mereka layangkan kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno saat mampir di Pasar Perumnas Klender sembari bersepeda, dari rumah dinasnya menuju Kantor Walikota Jakarta Timur.

"Bapak Wakil Gubernur, kami minta solusi kepada bapak; berjualan seperti 25 tahun lalu, berjualan dari jam 4 sampai 10 pagi di Jalan Teratai tempat semula. Kami dijadikan pedagang binaan seperti di wilayah lain yang ada di Jakarta," bunyi salah satu spanduk dalam aksi protes para pedagang itu, Jumat (2/3)

Menanggapi protes itu, Sandiaga menjelaskan bahwa para PKL itu direlokasi ke Pasar Perumnas Klender atas permintaan warga sekitar, yang meminta fungsi jalan kembali seperti semula.

Sementara para pedagang menuntut mendapat keistimewaan yang sama dengan PKL Tanah Abang, Sandiaga beralasan kebijakan di Tanah Abang pun sifatnya hanya sementara.

"Seperti di Jatibaru juga sementara, itu jangka pendek. Jangka menengahnya yang ingin kita launching Maret. Harapan kita Jalan Jatibaru Raya juga bisa kita kembalikan fungsinya sebagai jalan," kilah Sandiaga di Kantor Walikota Jakarta Timur, Jumat (2/3).

Atas protes itu, Sandiaga menyebut dari PD Pasar Jaya akan membicarakan solusinya dengan para pedagang. Sebab, para pedagang belum bisa menerima nasib mereka yang direlokasi ke Pasar Perumnas Klender sejak Desember 2017.

Camat Duren Sawit Abu Bakar menjelaskan para PKL itu telah lebih dari 20 tahun berdagang di Jalan Teratai Putih III. Semua bermula ketika terbakarnya pasar tempat mereka berdagang dan untuk sementara ditampung di jalan itu. Namun nyatanya, aktivitas mereka di Jalan Teratai Putih III berlangsung hingga puluhan tahun.

Abu Bakar mengaku warga sekitar telah lama meminta agar para PKL dipindahkan. Akibat kehadiran PKL, warga merasa menghirup udara bersih dan akses masuk mereka menjadi sulit. Sementara para PKL mengeluh lokasi dagangan mereka di Pasar Perumnas Klender sepi pengunjung.

"Kan enggak mungkin jalan raya dipakai jualan lagi, sudah dikembalikan sesuai dengan fungsinya," tutur Abu Bakar.

Sementara di Melawai, Jakarta Selatan, sebanyak 75 PKL yang menempati trotoar di Jalan Aditiawarman I dan dan Jalan Sunan Ampel masih berdagang di trotoar. Pemprov DKI berencana merelokasi mereka ke lokasi sementara.

Camat Kebayoran Baru Aroman menuturkan ada sejumlah opsi, yakni Blok S, Loksem Melawai, dan Loksem Barito yang bisa menampung mereka. Namun belum ada kepastian kapan para PKL direlokasi. Para PKL juga telah difasilitasi bergabung dengan program OK-OCE.

"Kemauan mereka (PKL), tetap di situ karena konsumennya ada di sekitar situ. Tapi nanti dikaji dulu jadi dinas terkait soal keinginan itu," tutur Aroman saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (2/3). (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya