Headline
Ironi Garda Depan Karhutla

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus
Ketika Nama Besar Jepang Dipertaruhkan

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

E-Paper
Login
NEWSTICKER
Diperiksa di Polres Solo Hari Ini, Jokowi Dipastikan Bawa Ijazah
Ozzy Osbourne, Vokalis Legendaris Black Sabbath, Meninggal di Usi
Dul Jaelani Pilih Kelaparan saat Saldo Rekening Nol Ketimbang Min
Roy Suryo Cs Datangi Polda Metro Jaya, Ajukan Gelar Perkara Khusu
Ada yang Bermazhab Serakahnomics? Ini Penjelasannya Versi Prabowo

Pengamat Sosial Dukung Dunia Kampus Terus Bersuara

Kristiadi
06/2/2024 19:46
Pengamat Sosial Dukung Dunia Kampus Terus Bersuara
Guru besar dan dosen di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung saat menyuarakan keprihatinan mereka.(MI/NAVIANDRI)

SUARA dari kampus yang terus berdatangan pada masa Pemilu 2024 ini dinilai wajar oleh pengamat sosial politik dari Kota Tasikmalaya Asep Taman.

"Idealnya kampus memang harus hadir menyikapi gejolak politik menjelang Pemilu 2024. Mereka harus mendampingi proses demokrasi dan  meluruskan hal yang dianggap menyalahi aturan," ungkapnya, Selasa (6/2).

Dia sepakat saat ini ada indikasi praktik yang disinyalir dan dirasakan tidak pada tempatnya dilakukan oleh pemegang kebijakan tertinggi negeri ini. "Kampus punya peran untuk menegur hingga meluruskan. Akademisi di kampus memiliki peran untuk itu."

Baca juga : Kalangan Milenial Sebut Perilaku Gibran Tak Cerminkan Anak Muda

Munculnya sejumlah petisi dari beberapa kampus ternama terhadap kebijakan Presiden RI saat ini, lanjut dia, memang tidak lepas dari pro dan kontra. Yang kontra, seperti terlihat di media sosial, para akademisi dituding mengeluarkan petisi karena memiliki keberpihakan terhadap calon tertentu. Mereka menuding akademisi digerakkan.

Menurut Asep, setelah terbitnya banyak petisi dari kampus menjadi pelajaran baik untuk masa depan. Tidak hanya saat menghadapi pemilu, tapi juga dalam proses pembangunan di masa mendatang.

"Kehadiran akademisi dan para guru besar ini dibutuhkan pada proses pembangunan ke depan. Mereka berada di garis netral dan melihat sesuatu dari sudut pandang keilmuannya," tandasnya.

Baca juga : Pemerhati Politik: Keberpihakan Presiden Berpotensi Gerus Suara Paslon 02

Pemikiran dunia kampus, lanjutnya, bisa meluruskan kembali perjalanan bangsa. Mereka berpikir netral dan independen.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya
LOAD MORE

Bisnis
LOAD MORE

Wisata
LOAD MORE
Kuliner
LOAD MORE

Rubrikasi

Sitemap

Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved