PASUKAN keamanan Prancis kembali bentrok dengan pengunjuk rasa, Sabtu (25/3). Insiden itu meletus ketika para buruh berusaha menghentikan pembangunan waduk untuk industri pertanian di barat daya negara itu.
Aksi kekerasan di Saite-Soline di Prancis barat itu terjadi setelah beberapa hari terjadi protes atas reformasi pensiun yang digulirkan Presiden Emmanuel Macron.
Krisis keamanan di Prancis membuat Raja Charles III dari Inggris membatalkan niatnya untuk mendatangi negara tersebut, yang sedianya dilakukan pada Senin (27/3).
Baca juga: Demo Tolak Kebijakan Macron, 450 Demonstran Ditangkap dan 400 Polisi Prancis Terluka
Bentrokan tersebut terjadi di tengah demonstrasi yang diikuti enam ribu orang menurut otoritas setempat. Sementara kelompok buruh mengklaim menyebut aksi diikuti sekitar 25 ribu orang.
Lebih dari 3 ribu pasukan keamanan dikerahkan. Di sekitar lokasi konstruksi, yang dipertahankan oleh polisi, bentrokan keras pecah dengan cepat antara pasukan keamanan dan buruh.
Berbagai proyektil dan bahan peledak rakitan dilemparkan oleh pengunjuk rasa yang dibalas polisi dengan gas air mata dan meriam air.
Baca juga: Alasan Keamanan, Raja Charles III Batalkan Kunjungan Ke Prancis
"Sementara negara bangkit untuk mempertahankan pensiun, kami secara bersamaan akan berdiri untuk mempertahankan air," kata penyelenggara aksi yang berkumpul di bawah bendera Bassines non merci atau tidak untuk waduk, terima kasih.
Sebelas orang ditahan polisi termasuk menyita senjata tajam, termasuk bola petanque dan pisau daging, serta bahan peledak. Gerakan protes menentang reformasi pensiun telah berubah menjadi krisis domestik pada periode kedua Presiden Macron.
Bentrokan terjadi hampir setiap hari di jalan-jalan Paris dan kota-kota lain antara polisi dan pengunjuk rasa. (AFP/Z-1)
