Kasus Penularan Covid-19 Meningkat, Singapura Berjuang untuk Kembali Pulih

Perekonomian Singapura tengah berjuang untuk kembali pulih. Hampir 1 tahun telah berlalu sejak Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan bahwa pandemi akan berakhir, dan cahaya mulai terlihat di ujung ketika vaksin ditemukan.

Namun sebelum vaksin diberikan, Singapura terkena kenaikan jumlah korban yang terinfeksi Covid-19 dengan cepat ditambah lagi adanya varian baru yang membuat perekonomian Singapura harus bertahan di tengah tekanan.

Apalagi Singapura mengusung tema, hidup bersama virus, membuat jumlah kenaikan angka terinfeksi bergerak lebih cepat. Omicron muncul mengganggu prospek pemulihan ekonomi yang terjadi di sana.

"Para pembuat kebijakan di Singapura akan sibuk di tengah kenaikan inflasi yang terjadi di saat pemulihan ekonomi melambat. Pelaku pasar dan investor juga akan mencoba mengira-ngira sejauh mana para pembuat kebijakan mampu mengatasi tantangan jangka panjang," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Senin, (20/12).

Pembukaan kembali perekonomian Singapura kembali mendapatkan tantangan setelah munculnya Omicron sehingga kembali terjadi pembatasan aktivitas yang menyebabkan perekonomian Singapura akan melambat dan berada di kisaran 3% - 5% pada tahun depan. Turun dari pertumbuhan ekonomi saat ini yang berada di 7%.

Namun meskipun demikian prospek tetap optimis meskipun sekali lagi harus realistis. Ada ruang yang sangat besar terkait dengan vaksin booster untuk menghadapi Omicron, sehingga memberikan sebuah kesempatan untuk mengejar ketertinggalan melalui industri pariwisata yang paling merasakan dampak dari Covid 19.

Tingkat pengangguran pun diprediksi mengalami penurunan menjadi 1,9% pada tahun depan, turun dari sebelumnya 2,3%. Dari sisi inflasi, Singapura terlihat lebih mampu mengendalikan hal tersebut sekalipun adanya hambatan dari rantai pasokan dan krisis energi global yang mendorong harga makanan dan listrik mengalami kenaikan.

Banyak proyeksi yang mengatakan bahwa Bank Sentral Singapura akan tetap menaikan tingkat suku bunga pada tahun depan setelah inflasi terlihat konsisten berada di ketinggian. Inflasi inti konsisten mengikuti inflasi tahunan, ini yang membuat pergerakan inflasi menjadi terlihat menarik.

"Pandangan, kebijakan, dan keputusan Otoritas Moneter Singapura akan menjadi cerita yang menarik sejauh mana mereka akan mampu menstimulus perekonomian untuk menjaga proses pemulihan ekonomi, namun di satu sisi juga menjaga potensi dampak dari inflasi yang tengah naik," kata Nico.

Pemerintah Singapura akan mencoba fokus terhadap kebijakan fiskal yang dimana akan memprioritaskan pengembalian anggaran dengan kenaikan pajak yang dimana sudah hampir 2 tahun terjadi defisit akibat Covid 19. (OL-12)