Ebrahim Raisi Dilantik Sebagai Presiden Iran

EBRAHIM Raisi resmi dilantik sebagai Presiden Iran pada Selasa waktu setempat. Pelantikan itu menimbulkan harapan bagi Iran untuk mengakhiri krisis ekonomi yang mengerikan. Serta, menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia.

"Mengikuti pilihan rakyat, saya menugaskan Hojatoleslam Ebrahim Raisi yang bijaksana, tak kenal lelah, berpengalaman dan populer sebagai Presiden Republik Islam Iran," tulis pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam surat keputusan yang dibacakan kepala stafnya.

Baca juga: Israel Minta Diplomat UE Tidak Boleh Hadiri Pelantikan Presiden Iran

Raisi pun menggantikan Presiden Hassan Rouhani, yang pencapaian bersejarahnya adalah perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan besar. Setelah dilantik, Raisi harus menangani negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.

Diketahui, Amerika Serikat (AS) secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir tersebut. Dalam pidato pelantikannya, Raisi menyatakan bahwa pemerintahan yang baru akan berupaya mencabut sanksi AS.

Namun, tetap tidak akan mengikat standar hidup bangsa dengan keinginan orang asing. Dirinya juga menghadapi peringatan dari AS, Inggris dan Israel terhadap Iran atas serangan kapal tanker yang mematikan pekan lalu. Akan tetapi, serangan itu telah dibantah otoritas Iran.

Baca juga: PBB Minta Amerika Serikat Cabut Sanksi terhadap Iran

Raisi memenangkan pemilihan presiden pada Juni lalu. Mantan kepala kehakiman itu menuai kritik dari sejumlah negara Barat, karena catatan hak asasi manusianya.

Saat pelantikan, terjadi pembatasan lalu lintas di sejumlah jalan protokol. Perjalanan udara domestik ke dan dari ibu kota dilarang selama dua jam. Raisi akan dilantik di depan parlemen pada Kamis, serta menyerahkan susunan pemerintahan yang diusulkannya.(AFP/OL-11)