Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Warga Ajukan Petisi agar Gerson Dimakamkan di TMP

MI
28/2/2017 10:37
Warga Ajukan Petisi agar Gerson Dimakamkan di TMP
(MI/Palce Amalo)

WARGA mengeluarkan petisi untuk meminta pemerintah memakamkan jenazah sastrawan ini di Taman Makam Pahlawan (TMP). Petisi ditandatangani ratusan warga, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil dari berbagai daerah di Tanah Air, Sabtu (25/2).

Petisi ditandatangani antara lain oleh Forum Akademi Nusa Tenggara Timur (NTT), Komunitas Film Kupang, dosen, bloger, aktivis, jurnalis, sastrawan, dan penulis.

Dosen Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT, Dominggus Elcid Li, mengatakan pemakaman Gerson di TMP merupakan bentuk pengakuan terhadap jasa dan karyanya yang memperkenalkan budaya NTT sebagai warna budaya di Indonesia dan dunia. Karena itu, Gerson mesti diperlakukan sebagai pahlawan. "Sudah saatnya konteks pemaknaan tentang pahlawan tidak lagi melanjutkan dikotomi sipil-militer, tetapi penentuan hakikat pahlawan harus dibuka pemaknaannya dalam narasi kemanusiaan."

Gerson meninggal di RS Hermina, Depok, Jawa Barat, Jumat (24/2), di usia 86 tahun karena sakit.

Dominggus mengatakan ruang simbolis kepahlawanan tak hanya milik yang berperang dengan senjata. Penghargaan yang diterima Gerson dari kepala negara Indonesia atas jasa-jasanya di bidang sastra merupakan tanda pengakuan sebagai pahlawan. Gerson ialah guru, jurnalis, novelis, cerpenis, dan budayawan yang setia menjalankan tugasnya hingga akhir hayat.

Sastrawan yang lahir di Pulau Rote, NTT, pada 16 Juni 1931, itu menolak didikte paham materialisme dan bekerja untuk kemanusiaan sepanjang hidupnya.

"Ia menghasilkan puluhan karya sastra berupa novel, maupun ratusan cerpen, serta tulisan lain yang diterjemahkan ke berbagai bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Jepang, Turki, dan Rusia," kata Elcid.

Di Kupang, puluhan sastrawan berbaur bersama keluarga untuk menjemput jenazah Gerson yang tiba di Bendara El Tari, Minggu (26/2).

Karyanya banyak menggambarkan absurditas kehidupan, seperti novel filsafat Terorisno Pesies yang belum sempat diterbitkan. Buku itu membahas filsafat mulai filsafat Eropa sampai filsafat Timur Tengah. "Saya sedang mengedit novel ini. Ketika saya membacanya, seperti belajar ulang lagi," kata Fanny J Poyk, anak sulung Gerson yang mengikuti jejak ayahnya sebagai sastrawan. (PO/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya