Kementerian Kebudayaan akan Resmikan Museum dan Pusat Informasi Muarajambi

WAKIL Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo membagikan perkembangan terkini mengenai kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi. Lokasi yang memiliki luas 3,9 hektare bersebelahan dengan Sungai Batanghari tersebut memiliki sejarah yang panjang dalam kebudayaan Indonesia. 

“Dari zaman nenek moyang kita Sungai Batanghari itu dipakai untuk mengirim barang, traveling dan lain sebagainya. Di Sungai Batanghari ini, nenek moyang kita membangun kanal-kanal buatan manusia dan di sana ada sekitar 115 situs, di mana 12 di antaranya Alhamdulillah sudah berhasil kita pugar dan masih ada 100 lebih yang belum dan ada di bawah tanah,” ungkapnya dalam acara Diskusi Kebudayaan: Kebudayaan dalam Demokrasi Kita di Bentara Budaya, Jakarta, Jumat (24/1). 

“Ketika nenek moyang kita dari kerajaan melayu kuno menggali kanal-kanal ini, tanahnya dipakai untuk membangun candi-candi yang ada di sana. Sekarang InsyaAllah di Februari 2025 akan selesai Museum dan Pusat Informasi Muarajambi,” sambungnya. 

Menurut Giring, sekitar tahun 700-800 lalu, Muarajambi sudah menjadi pusat kebudayaan dan pendidikan untuk para biksu. Hal itu dikatakan telah membuktikan betapa kayanya nenek moyang bangsa yang berasal dari kerajaan melayu kuno.

“Sekarang revitalisasi dari Cagar Budaya Nasional Muarajambi itu menjadi kawasan khusus di mana di sana kita bisa belajar, berwisata, dan ekosistemnya seperti kehutanannya kita jaga, bahkan 8 desa sudah dibina agar dapat merasakan dampak ekonomi kebudayaan,” tandasnya. (H-2)