Soal Ferienjob, Kemendikbud: Tidak Ada Perjanjian Indonesia-Jerman

PEMERINTAH Indonesia dan Jerman tidak pernah memiliki perjanjian soal program kerja Ferienjob. Ferienjob tidak bisa masuk program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) karena tidak sesuai kriteria.

"Ferienjob juga tidak terkait dengan nilai akademik mahasiswa. Hal itu lantaran dilakukan selama masa libur semester," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Kiki Yuliati dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Ketentuan dari pemerintah Jerman, imbuh dia, selama mengikuti Ferienjob mahasiswa tidak boleh diberi beban belajar. "Jadi ini memang satu hal juga yang membuat Ferienjob tidak cocok menjadi MBKM," tambah Kiki.

Baca juga : Magang Mahasiswa ke Jerman, Sihol Situngkir Klaim Hanya Jelaskan Kebijakan Pemerintah

Ketika kasus dugaan perdagangan orang Ferienjob mencuat, Kiki mengemukakan pihaknya langsung tahu bahwa program tersebut belum divalidasi Kemendikbud. "Memang Ferienjob ialah program yang legal yang diselenggarakan atau ada di pemerintah Jerman, di negara Jerman. Namun Ferienjob bukan merupakan bagian dari MBKM mengingat kriteria yang sudah ditetapkan mengenai program MBKM," ujarnya.

Di Indonesia, kata Kiki, masyarakat melihat Ferienjob sama seperti magang, sehingga program menjadi rancu. Padahal, Ferienjob diisi dengan pekerjaan-pekerjaan fisik yang tidak dalam rangka kerja sama bilateral dengan pemerintah RI.

Pasalnya, Ferienjob bertujuan mengisi kekurangan tenaga fisik di Jerman. Karenanya, mereka mengisi dengan mahasiswa yang sedang libur semester.

"Masa kerjanya maksimum 90 hari per tahun per anak. Jadi setiap anak yang dapat visa Ferienjob itu hanya dapat visa maksimum 90 hari dalam 1 tahun berjalan. Kemudian kesempatan ini juga membutuhkan kemampuan bahasa Jerman yang dasar untuk merupakan modal memberikan kemampuan mereka berkomunikasi sehari-hari di Jerman untuk ikuti Ferienjob," tandasnya. (Z-2)