Kurangi Emisi GRK, Astrazeneca Dukung Layanan Kesehatan Berkelanjutan

PRODUSEN obat lokal dan luar negeri Astrazeneca Indonesia ditunjuk sebagai knowledge partner oleh Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) untuk memimpin satu sesi tematik pada konferensi tingkat nasional Indonesia Sustainability Forum 2023.

Forum itu mengangkat tema Mengembalikan keanekaragaman hayati dan mendorong transisi menuju sektor kesehatan yang berkelanjutan untuk kesehatan bumi dan manusia.

Baca juga: Pembangunan Kesehatan Berkelanjutan Pascapandemi

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengapresiasi AstraZeneca yang menyatukan berbagai pemangku kepentingan dari sektor kesehatan untuk membahas isu perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.

“Sebanyak 8 miliar manusia yang hidup di bumi kini sangat bergantung pada keanekaragaman hayati yang menyediakan kebutuhan dasar manusia, di antaranya makanan, air, energi, obat-obatan, dan bahan lain yang dibutuhkan manusia untuk berkembang."

"Namun, pesatnya perkembangan manusia turut menghadirkan konsekuensi yang mengganggu keanekaragaman hayati,” ucap Dante pada Indonesia Sustainability Forum 2023, di Jakarta, hari ini.

Sebagai contoh, jelas Dante, polutan penyebab polusi udara belakangan ini diakibatkan oleh kendaraan bermotor, pemanfaatan energi fosil (batu bara), industri, dan debu konstruksi.

"Berbagai aktivitas itu merupakan konsekuensi dari ekspansi aktivitas manusia yang akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan keanekaragaman hayati dan tingginya kejadian penyakit respirasi, seperti ISPA dan asma," tuturnya.

Baca juga: AstraZeneca dan Kemenko Marves Dorong Akselerasi Transisi Menuju Nol Emisi

President Director AstraZeneca Indonesia Se Whan Chon menyampaikan keberlanjutan adalah inti strategi global AstraZeneca untuk berinvestasi pada kesehatan planet dan masyarakat.

"Kami menyadari sekitar 5% emisi gas rumah kaca (GRK) global berasal dari sektor kesehatan. Untuk itu, kami menetapkan target mengurangi emisi GRK dari operasi dan armada kami sebesar 98% pada 2026. Sejak baseline 2015, kami mencapai pengurangan emisi GRK 59%," ujar Se Whan.

Bagi AstraZeneca, keberlanjutan berarti memanfaatkan kekuatan ilmu pengetahuan, inovasi serta jangkauan global perusahaan untuk membangun masa depan sehat bagi manusia, masyarakat, dan planet bumi.

"Kami berupaya menciptakan nilai di luar manfaat obat-obatan dengan menanamkan keberlanjutan dalam segala hal mulai dari laboratorium hingga pasien."

"Maka itu, hari ini kami mengundang berbagai pemangku kepentingan sektor kesehatan di Indonesia untuk bersatu mendukung visi bersama menciptakan sektor kesehatan yang berkelanjutan," kata Se Whan.

Baca juga: BMKG : Indonesia Berhasil Keluar dari 10 Negara Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar

Pada kesempatan itu, AstraZeneca menandatangani sebuah Sustainability Pledge yang fokus pada membangun sektor kesehatan berkelanjutan untuk generasi masa depan.

“Mewakili berbagai pemangku kepentingan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, kami berkomitmen memegang ikrar dan komitmen mendukung layanan kesehatan berkelanjutan di Tanah Air."

"Dengan menandatangani ikrar ini, kami berkomitmen pada visi layanan kesehatan berkelanjutan di Indonesia, yang berpedoman pada prinsip-prinsip keadilan sosial, kepedulian lingkungan, kelayakan ekonomi, dan ketahanan sistem," ungkap Se Whan.

Ikrar itu ditandatangani Kemenko Marves, Kementerian Kesehatan dan pemangku kepentingan bidang kesehatan, termasuk AstraZeneca Indonesia.

Juga, Kimia Farma, Kalbe Farma, Biotis Pharmaceuticals Indonesia, BioFarma, Anugra Pharmindo Lestari, serta rumah sakit yaitu Siloam Hospital Group, Mitra Keluarga Hospital Group, dan Premier Hospital Group.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Saya harap organisasi dan perusahaan pada sektor lain dapat meniru langkah ini. Saya sangat yakin, komitmen menjaga biodiversity dapat menciptakan lingkungan sehat untuk anak cucu kita hidup,” pungkas Dante. (RO/S-2)