Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PUSAT Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (LPPM UNS) merupakan pusat studi yang fokus di bidang disabilitas dan inklusi. Keberadaanya sejak awal 1990 dengan nama Pusat Penelitian Rehabilitas dan Remidiasi (PP-RR). Kemudian berubah menjadi PSD LPPM UNS sejak 2004.
Menurut Ketua PSD LPPM UNS Prof Munawir Yusuf, visi PSD adalah menjadi pusat inovasi keilmuan dan rujukan kebijakan dalam bidang pendidikan khusus dan layanan disabilitas di Indonesia.
Adapun misi lembaga yang dia pimpin ada tiga. Pertama, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan inovasi pendidikan khusus. Kedua, menyelenggarakan kajian ilmiah, serta menyebarluaskan dan menerapkannya untuk pengembangan pendidikan khusus dan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, menyediakan layanan profesional kepada masyarakat untuk mengembangkan potensi, karier, dan kemandirian penyandang disabilitas.
PSD diharapkan menjadi pusat unggulan iptek dan mewujudkan UNS sebagai kampus inklusif tahun 2024. "Sejauh ini kegiatan PSD LPPM UNS antara lain penelitian dan pengabdian masyarakat yang fokus dalam bidang isu disabilitas dan inklusi, diskusi bulanan, seminar, pelatihan bahasa isyarat, dan organisasi mahasiswa," terang Munawir.
PSD LPPM UNS juga terus mengedepankan riset. Sebab, dengan riset, ke depan selalu ada progres yang jelas. Lalu apa yang sudah dicapai serta belum dicapai, dan dari apa yang sudah dicapai serta apa yang belum dan apa yang kurang, bisa terus menjadi bahan kajian.
Pada bagian lain, PSD LPPM UNS juga terus menjalin koordinasi dengan Direktorat Pembelajaran dan Mahasiswa (Belmawa) Dikti dalam hal kesempatan pengembangan riset berbasis disabilitas, yakni riset inovasi pembelajaran bagi disabilitas dan pengembangan teknologi asistif untuk disabilitas.
Dari Direktorat Belmawa ini, PSD LPPM UNS menjadi tahu bahwa setiap tahun setidaknya ada sekitar 100 perguruan tinggi yang ikut kompetisi untuk dua topik riset. "Kebijakan ini perlu didukung dan terus dikembangkan," tutur Guru Besar Manajemen Pendidikan Inklusif FKIP UNS itu.
Munawir juga mencatat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui MOST UNESCO juga sedang merintis program riset berperspektif disabilitas. Bahkan UT melalui ICE Institute telah menginisiasi tema riset disabilitas.
Ia berharap jangan sampai riset-riset hanya terhenti di laporan atau maksimal untuk keperluan tayang di jurnal. Para peneliti cenderung mengejar jurnal ketimbang bagaimana mengimplementasikannya untuk memecahkan kebutuhan masyarakat disabilitas.
Munawir mengungkapkan masih banyak permasalahan yang dihadapi kaum disabilitas yang memerlukan dukungan riset. Misalnya, prototipe kursi roda yang lebih fleksibel, aman, dan nyaman, pengembangan alat transportasi yang aksesibel, juga laptop, ponsel, dan media teknologi komunikasi dan informasi yang dapat dimodifikasi untuk memudahkan penyandang disabilitas dalam pembelajaran.
Tahun lalu PSD LPPM bersama Prodi PLB FKIP melakukan penelitian untuk menyusun UNS Inclusive Index (semacam UI Green Matrix) yang nantinya dijadikan sebagai alat ukur untuk membuat pemeringkatan kampus inklusif di Indonesia. (Widjajadi/N-1 )
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved