Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isoman, Ini Tindakan Luhut

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akan menerjunkan aparat keamanan dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar menyiapkan kebutuhan pasien covid-19 yang bergejala ringan atau yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman). Upaya ini untuk meminamalisasi kematian pasien isoman.

"Pak Menko memberi arahan agar masing-masing Kodam mengidentifikasi jumlah lokasi dan titik lokasi shelter pelayanan pasien covid-19 gejala ringan. Kemenkes juga menyiapkan kebutuhan untuk pelayanan pasien gejala ringan," kata Juru Bicara Menko bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Jodi Mahardi kepada Media Indonesia, Minggu (11/7).

Untuk titik lokasi shelter pelayanan pasien bergejala ringan, lanjut Jodi, diusahakan dekat dengan wilayah permukiman masyarakat miskin dengan proporsi lebih besar pada kota-kota diluar ibu kota provinsi yang kasus aktifnya tinggi atau assesmen level 4.

Lalu, Luhut juga akan mengerahkan TNI agar menyiapkan daftar kebutuhan SDM umum, tenaga kesehatan dan biaya operasional dari masing-masing titik pelayanan yang akan dibentuk untuk kemudian dikoordinasikan pemenuhannya dengan Kemenkes.

Kemenkes dalam menyiapkan kebutuhan pelayanan pasien isoman covid19 dilakukan oleh TNI. Kebutuhan itu seperti alat pelindung diri, alat kesehatan dan paket obat harian agar disiapkan dengan baik sesuai kebutuhan.

"Pusat-pusat pelayanan covid-19 gejala ringan oleh TNI ini nanti juga disinkronkan dengan lokasi-lokasi puskesmas yang memberikan pelayanan sama agar tidak tumpang tindih," jelas Jodi.

Kemudian, pasien isoman juga didorong menggunakan layanan konsultasi lewat Tlemedicine. Dengan fasilitas itu, pasien dijanjikan tetap mendapat pengawasan dokter dan asupan obat, tanpa biaya.

"Pemerintah juga terus menambah rumah sakit rujukan dan tempat isolasi untuk pasien covid-19. Setidaknya

40% tempat tidur (TT) dikonversi jadi isolasi, berarti ada 54,317 TT isolasi dan 1,459 TT intensif," ucap Jodi.

Saat ini pasien yang dirujuk ke rumah sakit hanya mereka yang memiliki komorbid atau bergejala hingga berat. Adapun kriterianya seperti mngalami sesak nafas, frekuensi nafas lebih dari 20 kali per menit, serta mengalami saturasi oksigen kurang dari 95 persen.

Sebelumnya diberitakan pada Jumat (2/7) lalu, Pemprov DKI mencatat ada 396 kematian akibat covid-19. Lalu dari jumlah tersebut sebanyak 45 pasien covid-19 meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumah. Hal ini disampaikan oleh Kasi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Rahma.

"Saat ini yang dikhawatirkan ialah terakhir (pemakaman) protap Covid di DKI. Dua hari lalu, itu yang meninggal yang suspek dan positif itu 396 orang dalam sehari. Di mana 45 di antaranya meninggal di rumah, 10 persennya meninggal di rumah," kata Ngabila. (OL-8)