Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
BANYAK korban positif covid-19 yang meninggal dunia bukan semata-mata karena virus tersebut, melainkan akibat penyakit penyerta. Itu sebabnya masyarakat selalu diimbau untuk takut memeriksakan diri ke rumah sakit, jika memang punya penyakit.
Selain itu, penting juga bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui penyakit si pasien. Untuk itu dalam rangka Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada 14 November, Nutrifood bekerja sama dengan BPOM dan ADINKES mengedukasi tenaga kesehatan dari level Puskesmas hingga Rumah Sakit mengenai manajemen diabetes selama pandemi covid-19. Kegiatan edukasi diadakan dalam bentuk webinar dan dihadiri oleh 300 tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia.
Baca juga: Cegah, Cegah, dan Cegah Suara Dunia Perangi Diabetes
Menurut American Diabetes Association, penderita diabetes sangat rentan terhadap komplikasi serius yang ditimbulkan oleh infeksi virus. Sehubungan dengan virus SARS CoV-2 penyebab covid-19, penderita diabetes yang positif covid-19 cenderung mengalami gejala dan komplikasi parah, bahkan kematian jika kadar gula darah tidak terkontrol.
”Kami aktif berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan mengedukasi risiko diabetes dan cara pencegahannya. Nutrifood percaya kolaborasi strategis adalah kunci memperbesar dampak positif bagi masyarakat. Untuk itu mengedukasi tenaga kesehatan terkait pentingnya manajemen diabetes, terutama dengan tingginya tingkat fatalitas covid-19 pada penderita diabetes,” kata Head of Corporate Communication Nutrifood, Angelique Dewi.
Ketua ADINKES, dr. M. Subuh, MPPM menambahkan berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, sepanjang pandemi covid-19 terjadi penurunan pemenuhan rasio pasien prolanis terkendali/RPPT (termasuk diabetes melitus) yaitu turun hampir 50% (data Februari dibandingkan Mei di seluruh Indonesia. "Di sisi lain, mayoritas fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan cukup terfokus untuk menangani pasien positif covid-19, sehingga kapasitas pelayanan untuk penderita diabetes tidak semaksimal sebelumnya."
"Hal ini ditambah Riset Kesehatan Dasar menunjukkan sekitar 70% pasien diabetes melitus tidak terdiagnosis (mengetahui kasusnya). Angka ini sangat tinggi untuk perlu manajemen deteksi ke depan. Jika hal ini tidak ditangani dengan baik, kondisi kesehatan penyandang diabetes bisa terus memburuk serta komplikasi penyakit akibat diabetes melitus akan semakin tinggi. Oleh karena itu penting bagi penderita diabetes dan tenaga kesehatan untuk menguasai manajemen diabetes selama pandemi covid-19 serta melaksanakan SPM Kesehatan terkait diabetes melitus secara baik,” cetusnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kutai Kertanegara, Kalimatan Timur, dr. Martina Yulianti, Sp.PD., FINASIM., M.Kes menjelaskan, tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam memonitor kondisi kesehatan pasien diabetes di masa pandemi ini.
"Manajemen diabetes yang dapat tenaga kesehatan lakukan agar kondisi pasien diabetes tetap terkontrol dan terhindar dari komplikasi serius covid-19 adalah melakukan pemeriksaan gula darah minimal setahun sekali pada penduduk usia produktif 15-59 tahun, serta pada semua ibu hamil. Hal ini sesuai amanat Permenkes No 4 Tahun 2019 yang berkenaan dengan standar teknis pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan kepada seluruh sasaran SPM Kesehatan. Puskesmas bersama FKTP lainnya juga harus mencapai rasio pasien prolanis terkendali diabetes melitus-nya minimal 5% dari seluruh total pasien diabetes melitus di FKTP tersebut,” ujar Martina.
Di lain sisi, manajemen diabetes tidak terbatas pada tenaga kesehatan, namun juga harus dilakukan oleh penderita diabetes itu sendiri. Selama pandemi covid-19, kesehatan pasien diabetes bisa memburuk dengan adanya perubahan pola hidup seiring dengan peraturan PSBB oleh beberapa pemerintah daerah. Kurangnya aktivitas fisik, diet tidak seimbang, level stres yang tinggi serta menurunnya kunjungan kontrol ke FKTP akibat pandemi juga dapat memperburuk kesehatan pasien diabetes yang menjadi tantangan Puskesmas dan FKTP lainnya untuk segera memperbaiki penanganan pasien diabetes melitus.
MenurutKetua PERSADIA Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACEpasien kencing manis/Diabetes Mellitus dianjurkan untuk menjalani manajemen diabetes mandiri selama pandemi covid-19 dan harus beraktivitas serta tinggal di rumah saja.
Pada kesempatan sama, Kasubdit Standardidasi Pangan Olahan Tertentu, Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM, Yusra Egayanti, S.Si, Apt, MP memaparkan bahwa kondisi kesehatan diabetesi yang memburuk juga bisa dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak) berlebih. "Untuk menjaga kadar gula darah normal, diabetesi harus menerapkan pola hidup sehat diantaranya dengan membatasi konsumsi GGL. Salah satu upaya membatasi asupan tersebut, diabetesi harus mencermati informasi nilai gizi sebelum mengonsumsi pangan olahan, agar dapat mengonsumsi produk sesuai kebutuhan nutrisi harian."
"Penting bagi masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat agar terhindar dari diabetes, sedangkan bagi diabetesi diharapkan lebih waspada selama masa pandemi covid-19. Baik orang tanpa diabetes maupun penderita diabetes dianjurkan untuk terus menjaga pola makan sehat, menjaga berat badan, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan tinggi serat, memperhatikan porsi dan waktu makan, serta membatasi GGL,” ujar Angelique. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved