Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PEMILIHAN Putra Putri Batik Nusantara digelar kembali untuk kedelapan kalinya setelah sebelumnya sukses pada tujuh periode yang dimulai sejak 2011.
Pada tahun ini, Ikatan Pencinta Batik Nusantara (IPBN) menyelenggarakan ajang tersebut dengan didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang digelar di Gedung Sapta Pesona Kemenpar, Jakarta, Sabtu (6/10) pukul 20.00 WIB.
Ajang ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai provinsi di Indonesia yang pada tahun ini mengangkat tema 'Eksotika Batik Bengkulu'.
Dengan berbekal beragam ilmu pengetahuan serta keterampilan mengenai batik, para Putra Putri Batik Nusantara yang terpilih setiap tahunnya secara bergantian turut serta melestarikan dan mempromosikan batik di dalam dan luar negeri.
Adapun kriteria peserta ialah putra putri Indonesia berusia antara 18-25 tahun, lulus SMA, berpenampilan menarik, cerdas, dan berkepribadian Indonesia, memiliki pengetahuan dan wawasan luas tentang batik, menguasai Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya dengan tinggi badan minimal 172 sentimeter untuk putra dan 165 cm untuk putri.
Penjaringan dan seleksi peserta melalui audisi daring sudah berlangsung sepanjang Juli hingga September 2018. Proses audisi berlangsung ketat, dari 250 pendaftar terpilih 70 semifinalis dari seluruh Indonesia yang berhasil lolos dan berhak untuk mengikuti audisi finalis pada 2 September 2018 di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar Jakarta.
Pada tahap audisi semifinalis, dewan juri yang terdiri atas Tantie Koestantia selaku Pembina IPBN, desainer senior Musa Widyatmodjo, dan psikolog dari Universitas Indonesia Rah Madya Handaya menetapkan 14 pasang putra-putri sebagai finalis untuk maju ke babak final.
Selama karantina, para finalis juga mendapatkan serangkaian kegiatan pembekalan pengetahuan tentang batik, public speaking, etika, table manner, batik in fashion, event management, enterprenuer, personal branding, hingga belajar langsung cara membatik di Museum Seni Jakarta.
Dalam malam final yang bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, yang bertindak sebagai Ketua Dewan Juri antara lain Sapta Nirwandar selaku inisiator dan Founder IPBN, Musa Widyatmodjo selaku Desainer Senior dan Pemerhati Batik, Titiek Djoko perwakilan dari Yayasan Batik Indonesia, Alexander Mamby Aruan selaku Associate Dean of Bussinesss Studies, London School of Public Relations, DR Jacky Mussry selaku CEO PT Markplus Indonesia INC, dan M Cipta Suhada dan Sheila Purnama yang merupakan Putra Putri Batik Nusantara 2011.
Di malam final ini, seluruh finalis Putra Putri Batik Nusantara 2018 tampil anggun dengan balutan busana batik dari Aryani Batik, Zalatra, Parang Kencana, dan Ai Syarif 1965, tata rias dan tata rambut dari La Tulipe Cosmetique serta aksesoris finalis putri dari D'Pearl.
Sapta Nirwandar mengatakan bahwa latar belakang ajang ini sendiri adalah dalam rangka melestarikan batik Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity dari Indonesia pada 2009.
"Diharapkan Pemilihan Putra Putri Batik Nusantara 2018 menjadi wahana regenerasi yang efektif untuk menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan pada warisan budaya Nusantara di kalangan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa," ujarnya di Jakarta, Sabtu.
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa tujuan lain ialah sekaligus untuk meningkatkan industri batik di Tanah Air sehingga mampu menjadi produk kreatif yang benar-benar memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Sementara itu, pemenang pertama Putra Putri Batik Nusantara 2018 diraih oleh Faris Pradipta asal Jawa Barat dan Salma Suka Kyana Nareswari dari Kalimantan Timur sedangkan pemenang kedua diperoleh Reza (DKI Jakarta) dan Vania Valencia (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan pemenang ketiga Gela Ade (Bengkulu) dan Gloria Vincentia Riyadi (Jawa Timur). (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved