Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
"GRAFOLOGI bisa berguna dalam deradikalisasi calon teroris," kata Deborah Dewi dalam konferensi pers mengenai grafologi dan terorisme di Jakarta, Senin (18/12). Ia menuturkan grafologi berguna dalam membaca profil seseorang. Dari situlah grafologi dapat dikembangkan untuk memerangi terorisme.Nama Deborah memang tidak asing di dunia grafologi Indonesia.Bahkan, ia bisa dikatakan sosok yang mendekatkan grafologi ke warganet sekarang ini.Hal itu dilakukannya dengan membagikan analisis tulisan tangan berbagai tokoh atau sosok yang sedang jadi pembicaraan melalui situs maupun akun Twitter.
Tidak sedikit dari analisis itu yang memberikan wawasan baru atau pandangan objektif kepada masyarakat.Contohnya ketika Deborah menganalisis tulisan tangan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.Lewat analisisnya yang detail dan objektif, terlihat bahwa tudingan pembohong terhadap pribadi Basuki sangat tidak sesuai dengan karakter terbaca dari analisis tangannya, yakni karakter jujur dan patuh peraturan."Masyarakat juga punya hak untuk tahu calon pemimpinnya. Saya juga gatal kalau melihat sesuatu yang menurut saya tidak sesuai. Jadi ya saya hanya mencoba memaparkan apa yang saya ketahui dari ilmu grafologi," tuturnya.
Perihal pendapat yang dibangun melalui dasar ilmu memang masih saja banyak menimbulkan pro dan kontra.Namun, Deborah tidak pernah memedulikan apa kata orang lain.Yang terpenting, imbuhnya, ketika ada tujuan, itu akan dikerjakannya.Ada pula analisis yang ia lakukan terkait dengan kasus yang pelik.Salah satunya analisis terhadap dugaan surat wasiat yang dibuat salah anggota teroris yang tewas dalam baku tembak beberapa tahun lalu.Berbincang dengan Media Indonesia seusai konferensi pers, perempuan yang kerap dimintai bantuan oleh kepolisian ini menuturkan ketertarikannya pada bidang grafologi berawal sejak bangku kuliah.
"Saya kuliah ilmu politik dan pelajaran yang paling saya suka itu idiosinkratik. Belajar mengenal karakter pemimpin dunia. Lalu ketertarikan itu membawa saya hadir dalam workshop yang diadakan dosen saya, terkait dengan mengulas tulisan tangan dan menerjemahkannya dalam karakter," kata Debo--panggilan akrabnya.Sejak ia mengikuti workshop grafologi, dunianya berubah.Deborah merasa ilmu yang baru dikenalnya itu bisa banyak bermanfaat.Manfaat awal terutama ia rasakan untuk kehidupannya.Mengenang soal masalah pribadi ini, sejenak Deborah menghela napas dan mengatur nada bicaranya.
Rupanya pada masa kuliah itu ia tengah banyak mengalami konflik dengan keluarga hingga kesulitan berkomunikasi.Sejak mengenal grafologi, ia pun meriset dan menganalisis tulisan tangan anggota keluarga. Dari situ ia mulai mengenali karakter anggota keluarganya dengan lebih dalam hingga akhirnya ia bisa lebih menoleransi sikap mereka.Dari situ pula Deborah bisa mulai mengatasi konflik keluarga.Seusai menjadi solusi untuk diri sendiri, Deborah tak berhenti.Ia ingin berguna bagi masyarakat. Maka, ia menekuni ilmu itu dengan serius.
Pada 2010, Deborah yang pengelola dan pemegang saham sebuah agensi komunikasi di Surabaya memutuskan untuk total di bidang grafologi.Ia kini menjadi ahli grafologi dari Indonesia yang bernaung di bawah American Association of Handwriting Analyst (AAHA) dan American Handwriting Analysis Foundation (AHAF).Minatnya yang tinggi untuk mengembangkan dunia grafologi Indonesia membuat Deborah melahirkan (Character Investigation and Alteration) Graphologist pada Juni 2013.Deborah punya cita-cita semakin banyak individu atau perusahaan yang menggunakan ilmu ini sebagai alat untuk menginvestigasi karakter seseorang dan memberikan solusi perubahan yang lebih baik.
Tak mudah kenalkan grafologi
Belum adanya aturan mengenai profesi grafolog sedikit membuat langkahnya tertatih-tatih.Penolakan tak hanya datang satu dua kali, belum lagi muncul rasa lelah karena harus terus mengulang-ulang perihal pengenalan grafologi.Namun, seperti yang sudah diyakini, kemampuannya merupakan peluang untuk terus bisa mengembangkan diri sehingga dengan sabar Deborah mengenalkan ilmu grafologi dan profesi grafolog sejak 2011.Tidak hanya itu, ia juga dengan cuma-cuma memberikan analisis tulisan tangan.Dalam suatu waktu ia bisa menerima hingga 50 permintaan analisis tulisan tangan. Hal tersebut dilakukannya dengan senang hati sekaligus untuk meningkatkan kemampuan analisis.
Kini dengan keahlian yang sudah dikenal luas, Deborah bukan saja kebanjiran klien, melainkan juga undangan hadir di berbagai konferensi grafologi.Baru-baru ini ia didapuk menjadi pembicara dalam sebuah konferensi di Meksiko dan berbicara seputar grafologi untuk membantu stabilitas keamanan negara.Meksiko kemudian berkomitmen memberikan bantuan berupa membuatkan standar kompetensi seorang grafolog agar tetap terjaga sifat keilmuannya.Dari negeri sendiri, ia mendapat ajakan kerja sama secara sukarela untuk memerangi berbagai bentuk terorisme.
Hal inilah yang menjadi bensin untuk terus melanjutkan kemampuannya."Beberapa kali saya juga diminta pihak kepolisian untuk membantu menyelesaikan kasus kriminal. Saya senang bisa bermanfaat, karena kalau punya ilmu tak hanya sebagai penghasil uang, tetapi juga punya tujuan," pungkasnya.(M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved