Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Putuskan Rantai Kekerasan pada Anak

DW/H-1
04/8/2017 03:11
Putuskan Rantai Kekerasan pada Anak
(MI/Dwi Apriani)

PERAN dan pengawasan orangtua kepada anak sangat penting di tengah banyaknya kasus keke­ra­san pada anak yang menjadi perhatian saat ini. Kekerasan terhadap anak juga mesti dihentikan karena bisa membentuk pribadi pendendam dan jadi pelaku kekerasan.

“Saya minta guru-guru hentikan kekerasan terhadap anak. Sejak usia PAUD ini, kita berikan pendidikan untuk memulai memutus rantai kekerasan terhadap anak,” ungkap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, kemarin, dalam peringatan Hari Anak Nasional di Palembang, Sumatra Selatan. “Belum maju dan masih dikatakan miskin sebuah negara jika perempuan dan anak belum berada di garis aman tanpa kekerasan.”

Kekerasan dimulai dari fisik dan perundungan. Anak kerap menjadi sasaran utama predator seksual. “Pencabulan atau seksual terhadap anak masih terbanyak. Belum lagi bullying dan kekerasan fisik lain,” ujar Yohana.

Jika sudah demikian, kata dia, bukan tidak mungkin anak-anak yang telah menjadi korban justru membalas dendam atau melakukan hal serupa kepada orang-orang di sekitar. Apalagi, kekerasan juga dilakukan tenaga pendidik di sekolah yang membuatnya trauma.

“Anak-anak investasi dan generasi bang­­sa di masa depan. Ayo kita didik mereka sesuai haknya karena dilindungi negara,” tambah Yohana.
Ia mengatakan, contohnya anak-anak seusia PAUD, mestinya mereka diberi hak sepenuhnya sesuai dengan masa. Hak bersekolah, bermain, berkreasi, dan hak-hak lain telah dijamin pemerintah. Menurut dia, kekerasan terhadap anak menjadi musuh terbesar pendidikan dan lingkungan anak-anak.

Sementara itu, Bunda Paud Sumsel yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Sumsel Hj Eliza Alex mengatakan, pihaknya terus meningkatkan pelayanan terhadap anak. “Hal ini disebabkan anak perlu dibekali keimanan, kecerdasan, termasuk kesegaran jasmani supaya generasi penerus semakin berkualitas,” ujar dia. (DW/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya