Jadi Ronggeng Gunung, Ariel Tatum Kesulitan Nyanyi Ketimbang Menari

AKTRIS Ariel Tatum akan menjalani perannya di panggung teater dalam pentas monolog bertajuk Sang Kembang Bale (Nyanyian yang Kutitipkan pada Angin) pada 10-11  Agustus 2024 pukul 19.30 WIB di NuArt Sculpture Park, Bandung. Selama lima minggu, Ariel belajar menari dan menyanyi dibantu oleh maestro ronggeng gunung.

Ronggeng Gunung merupakan seni klasik asal Jawa Barat, saat ini para pelakunya kian sedikit. Dalam proses tersebut, Ariel merasa kesulitan dalam bernyanyi di pentas terbarunya. Sementara sebelumnya Ariel pernah diharuskan menari jaipong saat tampil di pentas teater bertajuk Sukabumi 1980.

“Aku sebenarnya punya basic menari jawa untuk meditasi dinamis. Ketika pentas Sukabumi 1980, aku merasa sulit menari jaipong karena temponya cepat, berbeda dengan yang aku pelajari di tarian jawa. Nah, di pentas ini, tarian ronggeng gunung sebenarnya lebih lambat temponya dibanding jaipong, mirip seperti menari jawa. Namun memang kita tidak boleh keluar dari jalur pakem yang diajarkan,” cerita Ariel Tatum seusia konferensi pers di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).

“Tapi karena punya basic menari, tubuh punya muscle memory ya, jadi bisa dipelajari. Sementara, throat singing (menyanyi menggunakan tenggorokan) di ronggeng gunung itu sulit sekali. Cengkok-cengkoknya tidak mudah. Makanya lima minggu ini aku berusaha maksimal,” lanjut Ariel.

Di pentas monolog nanti, Ariel akan membawakan sekitar tiga tembang dengan nyanyian berbeda dan lima tarian ronggeng gunung. Sang Kembang Bale (Nyanyian yang Kutitipkan pada Angin) diproduksi oleh Titimangsa, bekerja sama dengan Djarum Bakti Budaya Foundation, diproduseri Pradetya Novitri dan disutradarai Heliana Sinaga.(M-3)