Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PETUALANG yang juga travel blogger Jelle Veyt, 32, baru saja menyelesaikan misi pendakian Gunung Carstensz Pyramid atau Puncak Jaya di Papua. Pada posting-an Instagram terbarunya, ia membagikan kebahagiaannya saat mencapai puncak gunung setinggi 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.
‘Akhirnya, 2,5 tahun setelah menaklukkan Everest saya mencapai puncak Carstensz Pyramid pada 1 Januari 2019!! Perjalanan gila dari 9.000 kilometer bersepeda dari Kathmandu (Neval) ke Indonesia, mendayung sejauh 4.000 kilometer ke Papua dan bersepeda 1.500 kilometer lagi ke Carstensz Pyramid untuk memanjatnya. Terima kasih semua atas dukungannya!!’ tulis Jelle dalam caption tiga foto yang menunjukkan ia sudah ada di puncak Carstensz.
Jelle menghabiskan banyak waktu untuk mencapai ke puncak Gunung Cartenz yang masuk dalam Seven Summit atau tujuh gunung tertinggi di dunia. Di Asia, gunung ini berada di posisi kedua tertinggi setelah Gunung Hkakobo Razi di Myanmar yang tingginya mencapai 5.881 mpdl.
Untuk mencapai gunung yang terkenal memiliki salju abadi itu deperlukan persiapan matang, terlebih Veyt mencapainya murni dengan kekuatan fisiknya. Laki-laki tersebut sejak memulai perjalanannya tidak pernah menggunakan mobil atau pesawat terbang dari tempat tinggalnya di Belgia. Ia murni mengandalkan tenaga fisiknya dengan bersepeda dalam menempuh perjalan darat dan mendayung ketika harus menyeberangi laut seperti yang ditulisnya.
Pertualangan penuh tantangan itu tidaklah berjalan mulus. Ia bahkan sempat menghentikan ekspedisinya, tepat sebelum menyeberang ke Pulau Kei atau sekitar 120 kilometer lagi menuju Papua. Penyakit dan kelelahan mental membuatnya ragu untuk melanjutkan perjalanan tersebut. Namun, akhirnya ia memutuskan pulang ke negerinya unuk memulihkan diri.
Pada situs blognya ia kemudian menceritakan kisah perjalanan lanjutannya pada 29 Desember 2018. Saat itu ia bersama rekan perjalanannya, George, harus mengurus izin di Sorong dan menyiapkan sepeda yang akan digunakannya menuju jalur ke arah Manokwari.
"Sejauh yang kami tahu, tidak ada yang pernah bersepeda di rute ini sebelumnya. Orang-orang memperingatkan saya bahwa jaraknya jauh, jalan tanpa aspal, (melalui) desa-desa kecil, suhu ekstrem, dan medan yang harus dilalui di hutan curam," kata Veyt.
Gambaran itu tidak menyurutkan tekad mereka. Apalagi, ia menemukan beberapa peta dan file GPS dengan bantuan komunitas pesepeda lokal. Berbagai hambatan, mulai ban sepeda yang kempes, tidak ada sinyal seluler, iklim panas dan basah, dan kondisi jalan sangat curam, tetap membuat mereka dapat menikmati perjalanan tersebut.
"Selama berbulan-bulan saya telah melihat semua pulau-pulau ini dari luar dan sekarang saya akhirnya bisa menjelajahi lebih banyak dari itu. Kami (Veyt dan George) tidak tahu persis kapan kami akan menemukan desa berikutnya, jadi kami berusaha untuk berhati-hati dengan (persediaan) makanan dan minuman kami. Hal yang baik ialah kami bisa menemukan air di mana-mana dan kami menyeberangi banyak sungai dengan air jernih," ungkap Veyt.
Tempat yang ajaib
Veyt juga mengungkapkan dalam blognya bahwa perjalanan menuju Carstensz Pyramid terlihat mudah. Padahal, kenytaannya sangat berbeda dan untuk melewatinya sangat sulit.
"Pada awalnya, perjalanan menuju ke sana sepertinya mudah karena akan ada jalan aspal sepanjang 270 kilometer, tapi semuanya berubah. Berbeda! Meskipun jalan itu beraspal, tanjakan dan turunannya sangat ekstrem. Meskipun begitu, saya benar-benar menikmatinya dan dapat melihat lebih banyak tentang Papua, yang sekarang merupakan tempat yang ajaib bagi saya," kata Veyt.
Ia juga mengungkapkan, di Papua bukan hanya gunungnya yang ia sukai, melainkan juga masyarakatnya yang ramah. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved