Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Perempuan dalam Tantangan Zaman

Thomas Harming Suwarta
22/4/2018 06:40
Perempuan dalam Tantangan Zaman
(MI/PERMANA)

HARI Kartini yang jatuh setiap 21 April tidak pernah diperingati secara khusus oleh presenter Metro TV, Sumi Yang, 34. Namun, bukan berarti kenangan tentang tokoh pejuang perempuan tersebut tidak ada di hatinya.

Sumi mengaku terkesan dengan mata Raden Ajeng Kartini yang dilihatnya di foto-foto perempuan kelahiran Jepara, Jawa Tengah, bernama lengkap Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat itu.

"Kebiasaan khusus (untuk memperingati) memang enggak ada. Namun, setiap peringatan Hari Kartini yang saya ingat ialah foto hitam putih Kartini. Pandangan mata Kartini dalam foto yang selalu membuat aku penasaran dengan apa yang ada dalam pikiran seorang perempuan Jawa pada masa itu, dengan segala keterbatasan," kata perempuan kelahiran Riau, 10 Januari 1984, tersebut saat berbincang dengan Media Indonesia, Jumat (20/4).

Menurutnya, sosok Kartini tersampaikan kepada generasi perempuan Indonesia saat ini. Salah satunya melalui buku fenomenal Kartini berujudul Habis Gelap Terbitlah Terang yang pada saat ia masih duduk di bangku pendidikan dasar selalu diajarkan oleh guru kepada para siswa.

"Setidaknya yang saya ingat ialah guru selalu mengajarkan sosok Kartini sebagai perempuan yang hebat dan pantang menyerah dalam mengejar mimpi dan cita-cita," ungkap Sumi yang bergabung dengan Metro TV sejak 2002.

Berbekal pengetahuan itulah, ujarnya, saat ia beranjak dewasa dan masuk ke dunia kerja atau dunia sesungguhnya, baru memahami mengapa seorang Kartni begitu memberikan pengaruh luar biasa bagi perempuan pada zaman itu.

Baginya, Kartini ialah simbol perlawanan perempuan dari segala penindasan, pembuktian dari segala tuduhan yang mengecilkan perempuan. "Oleh karena itu, saya dan kita di zaman ini patut bersyukur bahwa kita ialah perempuan yang beruntung karena lahir di zaman yang jauh lebih baik. Perempuan kini diberi kesempatan yang sama untuk mengejar mimpi dan cita-cita," kata perempuan yang menyukai sejarah dan film klasik tersebut.

Kesempatan berkontribusi

Atas perjuangan Kartini, tambahnya, perempuan diberi kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara, bagi tempat mereka bekerja, dan bagi keluarga. Perempuan juga diberi kebebasan berbicara dan mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran mereka untuk perbaikan dunia.

"Dengan demikian, peringatan Hari Kartini ialah untuk mengingatkan perempuan Indonesia bahwa hari ini kondisi kita jauh lebih baik. Namun, juga sekaligus menyadarkan bahwa perjuangan dan diskriminasi terhadap perempuan belum sepenuhnya berakhir," pungkas Sumi yang selain menjadi presenter televisi berita juga mengelola usaha kafe di Jalan Sabang, Jakarta Pusat. (H-1)

TEASER: Kondisi hari ini lebih baik. Namun, perjuangan dan diskriminasi terhadap perempuan belum berakhir.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya