DALAM temperatur 5 derajat celsius, pasangan itu berjalan bergandeng tangan menyusuri sudut kota. Melihat mereka dan pemandangan di sekitarnya ibarat sekeping adegan film romantis.
Sinar temaram dari lampu jalan dan gedung-gedung, kemudian trotoar dan jalanan yang sama-sama lapang dan lengang, hingga semburat langit senja, semuanya seperti dalam arahan. Jauh dari gambaran Ibu Kota yang ruwet di negara-negara berkembang.
Kota nan damai ini memang jauh di ujung lingkar kutub. Meski demikian, gaung Helsinki telah melintas ke penjuru dunia.
Telah beberapa tahun ini Helsinki mendapat penghargaan dari berbagai isntitusi dan media sebagai salah satu kota paling layak huni. Prestasi itu menjadikan Finlandia sebagai salah satu negara terbahagia.
Meski kebahagiaan memang relatif, kualitas hidup yang baik memang mudah dilihat di berbagai sudut kota itu, di sepanjang hari.
Saat matahari terbit, warga dengan nyaman berolahraga atau sekadar menikmati pagi di taman dan tepian danau. Siang hari mereka pun jauh dari keriuhan meski semua tampak sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas masing-masing.
Setiap senja pun seolah selalu romantis. Baik di tengah kota maupun di wilayah pelabuhan, selalu ada tempat melenakan untuk menikmati akhir hari.
Dari sisi ini, setidaknya Helsinki memang telah menunjukkan salah satu bagian untuk menciptakan kebahagiaan. Yakni, ketika setiap sudut kota bisa dinikmati dengan cara yang sederhana, bahkan dengan berjalan kaki. (M-3)