Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DARI Pulau Malenge, Kecamatan Talatako, Sulawesi Tengah, jembatan papan kayu itu terbentang sepanjang 1 kilometer di atas laut. Di ujung jembatan itu ada sebuah desa dengan rumah-rumah yang seolah mengambang damai di atas air.
Sama seperti jembatan, rumah-rumah itu juga terbuat dari papan kayu. Warna usang kayunya tidak ubahnya dengan bukit-bukit karang yang menyembul di balik atap rumah hingga membuat mereka jadi tampak seperti kumpulan karang besar.
Itulah Desa Pulau Papan yang didiami suku Bajo. Meski hingga sekarang nama besar suku ini masih identik dengan budaya sebagai penjelajah lautan, kini sebenarnya banyak pula anggota suku Bajo yang lebih memilih tinggal menetap.
Bagaimanapun, laut tetap menjadi bagian kuat dalam kehidupan mereka. Hingga tampaklah seperti yang ada di Pulau Papan.
Di tiap rumah, perahu yang terparkir ialah pemandangan yang tidak terpisahkan. Perahu bukan sekadar alat transportasi, melainkan juga menceritakan kehidupan yang bersumber dari laut bagi 200 kepala keluarga yang hidup di pulau ini.
Keunikan hidup suku Bajo pun menjadi daya tarik bagi wisatawan. Jembatan papan mereka menjadi akses yang membuat pulau mungil tersebut menjadi tempat favorit turis dalam ataupun luar negeri.
Mereka yang datang tidak akan sulit menemui keramahan warga. Bahkan anak-anak desa tidak sungkan mengajak Anda berkeliling hingga bermain di Puncak Batu Karang. Di titik tertinggi pulau itu, panorama desa hingga batas horizon terbentang indah.
Tidak mengherankan jika pesona pulau yang masuk Kabupaten Tojo Unauna ini telah mendunia. “Puncak wisatawan datang mulai Juli hingga Agustus. Mereka dari Eropa, Asia, dan beberapa benua lainnya. Sekarang ini hanya beberapa saja wisatawan dalam negeri dan luar negeri yang berkunjung,” sebut salah satu pemandu wisata Desa Pulau Papan, Abdul Qadri.
Kunjungan turis itu menjadi bukti tersendiri bahwa Pulau Papan yang memesona memang layak didatangi meski jaraknya terbilamg cukup jauh dari Palu. Berjarak 400 km dari ibu kota Sulawesi Tengah itu, perjalanan menuju Pulau Papan akan lebih singkat jika menggunakan pesawat dengan rute tujuan Kota Ampana. Dari situ pengunjung harus menumpangi kapal cepat, kapal feri, atau kapal penumpang kayu ke Pulau Desa Wakai yang setiap hari berangkat mulai pukul 10.00 hingga pukul 11.00 Wita. Setelah tiba di Desa Wakai, perjalanan dilanjutkan dengan menyewa jasa perahu nelayan atau speedboat langsung menuju Desa Pulau Malenge lalu ke Desa Pulau Papan yang jaraknya hanya 30 menit. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved