Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
WACANA pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan perlu didukung pula dari sisi teknologi hijau yang berkelanjutan agar menjadi kota cerdas (smart city) sehingga mampu bersaing di kancah internasional. Soalnya, konsep kota cerdas sudah pula dikembangkan di berbagai belahan dunia.
Kota cerdas yang dimaksud, yaitu hasil evolusi dari konsep kota digital yang menitikberatkan pada integrasi teknologi informasi dan komunikasi menuju responsif terhadap permasalahan kota yang muncuI dan efektif dalam memberikan solusi. Ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan warga.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan ibu kota baru akan menggunakan konsep kota cerdas. Konsep ini akan mengombinasikan antara kota pemerintahan berbasis berkelanjutan dan teknologi serta memperhatikan efisiensi.
"Ibu kota yang baru kan dibangun dari nol. Untuk struktur awal sudah melakukan pendekatan sistem smart city, baik air, sampah, transportasi, maupun gedung-gedung didesain berdasarkan konsep berkelanjutan," ujar Bambang di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), Depok, pekan lalu.
Menurutnya, pembangunan kota cerdas dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Karena itu, pemerintah menargetkan setidaknya 100 kota cerdas terbangun pada 2045.
Peneliti dan Manajer Kemitraan Smart City UI, Ahmad Gamal, mengimbuhkan prinsip kota cerdas dapat dianalogikan seperti otak manusia yang memiliki tiga tingkat kecerdasan. Tingkat pertama, yaitu pengumpulan dan penghimpunan seluruh data yang ada di sekeliling menjadi satu kesatuan dan meringkasnya.
Tingkat kedua, pemrosesan data itu untuk mendeskripsikan masalah yang dihadapi sehingga menjadi kesimpulan berguna. Tingkat ketiga, pengambilan keputusan berdasarkan data dan informasi yang telah diseleksi tersebut untuk menyelesaikan masalah.
Teknologi terhubung
Di tempat yang sama, Presiden Direktur Honeywell Indonesia, Roy Kosasih, mengatakan teknologi kota cerdas membantu menciptakan ibu kota yang baru yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat serta menciptakan ekosistem yang produktif. Dengan demikian, hal tersebut menjadi kebanggaan nasional dan patut dicontoh kawasan lain.
Honeywell, lanjutnya, sudah membantu membangun beberapa kota pintar di negara lain, seperti Mesir, India, dan Uni Emirat Arab, melalui teknologi terhubung dan internet of things (IoT). Teknologi ini mengatasi berbagai tantangan, seperti meningkatkan keamanan, manajemen lalu lintas, pemantauan kerumunan, keselamatan pejalan kaki, dan pencegahan kejahatan.
Teknologi perangkat lunak canggih itu, seperti analitis dan manajemen video, sistem identifikasi pelat nomor, pelacakan dan pemantauan aset dengan GPS, sensor suhu, dan sistem pengenalan wajah merupakan beberapa cara untuk membuat kota lebih aman dan nyaman.
Lebih rinci lagi, hal tersebut mencakup peningkatan keselamatan publik dengan respons darurat yang lebih cepat dan lebih akurat. Begitu pun manajemen lalu lintas dan transportasi, manajemen energi,
serta manajemen air dan listrik lebih efisien sekaligus efektif.
Itu termasuk pengelolaan air bersih, air kotor, limbah, dan penerangan jalan. Walhasil, teknologi itu diyakini membawa manfaat bagi pemerintah dalam meningkatkan standar hidup masyarakat sehingga berujung pada pertumbuhan ekonomi berkualitas. (S-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved