Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Bawang Putih Importir dengan RIPH telah Tiba

(Pra/E-3)
03/5/2019 03:45
Bawang Putih Importir dengan RIPH telah Tiba
Buruh mengupas bawang putih di Pasar(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto )

DIREKTUR Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Yasid Taufik mengatakan sebanyak 115 ribu ton bawang putih impor sudah merapat di pelabuh­an-pelabuhan Tanah Air.

Bawang putih asal Tiongkok itu didatangkan delapan perusahaan yang mendapatkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) tahap pertama Maret silam.

Dalam sepekan ke depan, Yasid menyatakan akan ada 11 importir lagi yang akan menerima RIPH dengan total volume 125 ribu ton. “Semua yang mendapat RIPH itu sudah memenuhi persyaratan baik wajib tanam maupun administrasi lain,” ujar Yasid kepada Media Indonesia, Kamis (2/5).

Dari total 19 perusahaan baik yang telah dan akan mendapatkan RIPH, Perum Bulog bukanlah salah satu di antara mereka. Perum Bulog juga belum mengajukan permohonan untuk mendapatkan RIPH kepada Kementan.
“Bulog belum mengajukan. Tentu ada prosedur yang harus dilakukan setelah rakortas (rapat koordinasi terbatas). Mungkin mereka sedang proses,” ujarnya.

RIPH merupakan syarat awal yang harus diperoleh suatu badan usaha untuk bisa melaksanakan impor komoditas hortikultura. Tanpa RIPH, perusahaan termasuk dalam hal ini Perum Bulog tidak akan mendapatkan surat perizinan impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan sebagai syarat selanjutnya.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berharap dengan masuknya bawang putih dalam jumlah besar, harga komoditas itu segera turun. Ia juga mengaku secara kontinu terus melaksanakan operasi pasar di beberapa daerah.

Tercatat, sejak 18 April, Kemendag melakukan operasi pasar bawang putih di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Lampung, Jambi, dan Riau dengan total stok yang dikeluarkan mencapai 226,2 ton.

“Kemendag juga terus berkoordinasi dengan dinas-dinas di daerah. Diharapkan harga bawang putih bisa ditekan dan kembali ke level normal Rp25 ribu per kilogram,” ucap Enggartiasto.

Sebagai informasi, dari total kebutuhan sekitar 500 ribu ton bawang putih per tahun, para petani lokal hanya mampu memproduksi sebesar 20 ribu ton. Sisanya yakni 95% harus didatangkan dari luar negeri. (Pra/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik