Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Bank BUMN Segera Bentuk Fintech Sistem Pembayaran

Fetry Wuryasti
08/1/2019 02:00
Bank BUMN Segera Bentuk Fintech Sistem Pembayaran
(ANTARA FOTO/Puspa)

EMPAT bank badan usaha milik negara (BUMN) ditambah dua BUMN lain akan membentuk perusahaan finansial berbasis teknologi (financial technology/fintech) di bidang sistem pembayaran dengan teknologi kode res­pons cepat (quick response code/QR code). Menurut rencana, peresmian perusahaan fintech itu dilakukan pada kuartal I 2019.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kedua BUMN di luar empat bank BUMN yang akan bekerja sama membentuk perusahaan fintech ialah PT Pertamina (persero) dan PT Telkom Tbk. Empat bank BUMN yang terlibat ialah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).

“Kini proses pembentukan fintech masih difinalisasi bersama BUMN lain,” kata Tiko, sapaan akrab Kartika, seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri di Jakarta,

Seperti dikutip dari Antara, Mandiri sebenarnya memiliki rencana meluncurkan sistem pembayaran QR code dalam MandiriPay pada awal 2019. Namun, menurut Senior Vice President Perbankan Digital Bank Mandiri Sunarto Xie, peluncuran sistem QR code Bank Mandiri akan disesuaikan dengan rencana tiga bank BUMN lainnya dalam Himbara.

Untuk bidang fintech lain, Mandiri berencana menginjeksi modal di Mandiri Capital Indonesia. Namun, Tiko belum memerinci nilai tambahan suntikan modal tersebut. Selain itu, untuk lini fintech afiliasi Mandiri lain yakni Amartha, Tiko mengatakan ingin meningkatkan penetrasi ke kredit mikro.

Saat ini belum ada perbankan yang ekspansif untuk layanan pembayaran QR code karena masih menunggu peraturan standardisasi dari Bank Indonesia. Namun, ada lembaga jasa keuangan pembayaran nonbank yang sudah aktif menjajakan la­yanan QR code seperti Go-Pay dan OVO.

Direktur baru
Dalam RUPSLB Bank Mandiri, pemegang saham Bank Mandiri mengangkat satu direktur baru yakni Riduan untuk bidang perbankan komersial. “Komersial jadi salah satu segmen kredit yang penting untuk tahun ini. Maka itu, kami khusus buat lagi direktoratnya karena kami ingin kredit komersial juga dominan, selain kredit kor-porasi,” kata Tiko.

Bank beraset terbesar di Indonesia itu mengincar pertumbuhan kredit di rentang 12%-13% (yoy) pada 2019 setelah pada 2018 tumbuh 12% (yoy).

Riduan yang memulai karier di Bank Mandiri sejak 1999 sebelumnya merupakan wakil senior presiden eksekutif di bidang komersial untuk koporasi menengah.

Berdasarkan hasil RUPSLB kemarin, ja­­jaran direksi terdiri atas Dirut Kartika Wir­joatmodjo, Wakil Dirut Sulaiman Arif Arianto, Direktur Komersial Banking Ri­duan, Direktur Keuangan Panji Irawan, Di­rektur Korporasi Royke Tumilaar, dan Di­rektur Treasuri Darmawan Junaidi.

Lalu Direktur IT Rico Usthavia Franz, Di­rektur Risiko Ahmad Siddik, Direktur Bis­nis dan Jaringan Hery Gunardi, Direktur Kelembagaan Alexandra Askandar, Direktur Kepatuhan Agus Dwi Handaya, dan Di­rektur Ritel Donsuwan Simatupang.  

Di jajaran dewan komisaris ada Komisaris Utama Hartadi Agus Sarwono dan Wakil Komisaris Utama Imam Apriyanto Putro, ser­ta Askolani, Ardan Adiperdana, dan R Widyo Pramono sebagai komisaris. Untuk komisaris independen dijabat Bangun Kusmulyono, Goei Siauw Hong, dan Makmur Keliat. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya