Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PT Vale Indonesia siap menawarkan divestasi saham kepada pemerintah sesuai dengan perjanjian amendemen kontrak karya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Pada intinya kami siap. Namun, semua itu memang ada tahapan yang harus dilalui,” kata Senior Manager Communication PT Vale Indonesia Suparam Bayu Aji seperti dikutip Antara di Surabaya, akhir pekan lalu.
Perkembangan saat ini terkait dengan divestasi, PT Vale telah menyampaikan surat kepada Menteri ESDM sehubungan dengan pelaksanaan divestasi.
PT Vale Indonesia, menurut Bayu, tinggal menunggu arahan tahapan yang diberlakukan Kementerian ESDM untuk memenuhi divestasi sesuai dengan aturan amendemen kontrak karya.
Sebelumnya, anggota Komisi VII DPR, Ahmad M Ali, menyoroti adanya renegosiasi kembali saham PT Vale Indonesia untuk ditawarkan kepada pemerintah.
Ketua Fraksi NasDem DPR RI itu menyebutkan dengan berkaca pada proses divestasi saham PT Freeport Indonesia, sudah waktunya tambang nikel PT Vale dikuasai mayoritas oleh Indonesia.
Ia menjelaskan kondisi saat ini bahwa pembayaran royalti dinaikkan dari 0,9% menjadi 2%, dan menjadi 3% jika harga nikel menyentuh US$21 ribu per ton.
Klausul itu dinilainya kurang tepat karena, menurutnya, pada saat booming harga komoditas pun yang mencapai titik tertingginya pada 2011, harga nikel dunia tak menyentuh level US$21 ribu. Angka tersebut dinilainya terlalu tinggi dan tak mengacu pada konteks faktual harga komoditas nikel sepanjang 10 tahun terakhir, yang ditandai dengan berakhirnya era booming komoditas.
Selain itu, kata dia, hingga saat ini Vale tak kunjung menawarkan saham 20% kepada pihak Indonesia.
Realisasi pembangunan smelter di Bahodopi dan Pomalaa juga tersendat.
Produksi nikel Vale pada triwulan III 2018 sebanyak 18.193 metrik ton atau masih di bawah target perseroan. (E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved