Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
KEMENTERIAN Perindustrian mengantisipasi dampak perang kebijakan dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok, karena dapat menimbulkan derasnya bahan baku industri murah masuk dalam negeri.
Oleh sebab itu, koordinasi pemerintah dengan produsen bahan baku industri tengah dilakukan sebagai upaya melindungi industri nasional.
"Pasar alternatif bagi Tiongkok yang terbesar di ASEAN adalah Indonesia. Jadi kita perlu selektif untuk mengantisipasinya (dampak perang dagang Amerika dengan Tiongkok)," terang Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat dihubungi Media Indonesia, Mingg (4/3).
Menurut dia, antisipasi harus dilakukan supaya dampak buruk kompetisi dua negara tersebut tidak banyak mempengaruhi industri dalam negeri. Pasalnya pengaruh buruk persaingan melalui kebijakan itu dapat menekan produsen bahan baku industri lokal.
"Dampak untuk produk jadi bisa negatif sedang untuk bahan baku produsen dalam negeri juga bisa tertekan juga," tegasnya.
Pihaknya segera mengambil langkah apabila terjadi lonjakan impor. "Monitor saja kalau ada lonjakan impor yang tidak wajar baru ambil langkah," terangnya.
Menurut pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar, yang perlu diantisipasi bukan soal harga bahan baku karena tidak masalah dengan suplai yang sebagian besar dari Tiongkok.
Tapi dampak lain yakni meningkatknya volume barang masuk asal Tiongkok ke Indonesia, akibat kebijakan Amerika Serikat yang dapat berimbas pada industri bahan baku dalam negeri.
"Yang dikhawatirkan adalah membanjirnya produk dari Tiongkok dengan harga yang murah sebagai pengalihan dari ekspor ke AS," ujarnya.
Untuk itu, Kementerian Perindustrian tengah merapatkan barisan dengan pelaku industri bahan baku dan industri yang masih bergantung pada impor supaya dampak tersebut bisa diatasi.
"Ini yang sedang dikoordinasikan oleh pembina industri sektor yang bahan bakunya masih diimpor," tutupnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved