Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
Minggu pagi itu menjadi hari yang cerah dan asyik buat para Sobat Medi di Taman Suropati, Jakarta Pusat. Ya, acara Ayo Dongeng Indonesia kembali diadakan di sana. Gerakan itu mengajak para anak untuk kembali mendengar dan menyukai dongeng.
Taman di tengah kepadatan lalu lintas Jakarta, Minggu (2/10), itu diramaikan para Sobat Medi yang berkumpul di depan stan Ayo Dongeng Indonesia. Ada pula ayah ibu serta para pecinta dongeng yang hadir di sana. Banyak pula pengunjung taman yang tadinya tengah berjalan-jalan menyempatkan diri untuk berhenti sejenak dan bergabung.
Acara ini memang bisa kita ikuti tanpa dipungut biaya apa pun. Ayo Dongeng Indonesia memang digerakkan para volunter yang menjadi pendongeng.
Kerennya lagi, anak-anak tidak hanya diajak untuk mendengarkan, tetapi juga bermain dan bernyanyi. Tidak hanya melalui suara, mereka pun dimanjakan secara visual dengan atraksi boneka tangan.
Dongeng kejutan
Kegiatan ini merupakan dongeng kejutan, yang rutin dilaksanakan sebulan sekali di taman dan rumah sakit. Konsep yang terbilang unik itu memang memberikan kejutan untuk para anak. Waktu dilaksanakannya baru akan diberi tahu seminggu sebelumnya, dan lokasi dongeng diberi tahu tiga hari sebelum acara. Namun, jam kegiatannya selalu sama, yaitu pagi hari. "Jadi, jangan cuma suka jalan-jalan ke mal, di tempat terbuka kita bisa bebas bermain, berinteraksi dan tentunya mendengarkan dongeng!" ujar Ariyo Zidni, Ketua Komunitas Ayo Dongeng Indonesia.
Mengapa jerapah tak bersuara
Nah, Sobat Medi pasti enggak sabar kan mengetahui apa sih dongeng yang dibawakan! Simak ya!
Sebenarnya jerapah dulunya memiliki suara yang sangat keras dan lantang lo, tetapi sesuatu terjadi. Penasaran?
Dahulu kala di sebuah hutan, para hewan hidup bersama dengan tenang. Terdapatlah di hutan tersebut jerapah, hewan yang sombong karena memiliki suara paling besar.
Lalu jerapah berkata, "Akulah hewan yang memiliki suara paling besar." Mendengar ucapan jerapah tersebut, monyet, salah satu penghuni hutan menimpali, "Hei jerapah suara kamu memang besar tapi kamu masih kalah dengan gajah yang bijaksana."
Mendengar ucapan si Monyet, gajah berkata, "Sudah monyet jangan ditanggapi, lebih baik kita minum es jeruk bersama hewan hutan lainnya."Merasa memiliki kelebihan melampaui hewan lainnya, jerapah tidak ingin bergabung dengan mereka untuk meminum es jeruk dan memilih minum sendiri. "Ah mereka tidak selevel denganku. Lebih baik aku minum sendiri saja!" kata si Jerapah.
Kesepian, duh sedihnya
Akan tetapi, lama kelamaan, sang jerapah merasa kesepian. Lalu tanpa sengaja dia melihat getah yang turun dari pohon. Karena merasa haus, sang jerapah pun meminum getah itu.
Karena rasanya yang enak, sang jerapah tidak sanggup untuk berhenti meminum getah yang keluar dari pohon tersebut. Namun, tak lama kemudian, suara lantang yang dimiliki sang jerapah pun hilang.
"Tolong! suara ku hilang" teriak jerapah.
Mendengar teriakan tersebut, gajah pun segera berlari menghampiri jerapah. Ternyata, getah yang diminum jerapah mengandung lem yang dapat menghilangkan suara.
Melihat jerapah bersedih, gajah pun berkata, "Sudah jerapah, jangan sedih. Walaupun kamu tidak bersuara keras kamu tetap temanku kok." Sang jerapah pun merasa malu karena sejak awal dia telah menyombongkan suara besarnya sejak awal.
"Aduh aku jadi malu, padahal tadi aku sudah sombong sama kamu tapi kamu masih mau berteman denganku."Nah begitulah ceritanya. Setelah membaca cerita ini, sebaiknya kita tidak boleh sombong terhadap teman dan sesama ya!" (Patrick Vicenzo, Universitas Bina Nusantara/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved