Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TERNYATA Egy Maulana Vikri tidak terlalu suka makanan cepat saji. Ia sangat menyukai lele sambal ijo, itu pun harus buatan ibunya.
“Semua masakan mama enak, tapi saya paling suka lele sambal ijo. Bisa nambah kalau makan lele sambal ijo, enak banget,” katanya.
Menurut pesepak bola kelahiran 7 Juli 2000 itu, awal-awal masuk asrama atlet pria di Ragunan, ia selalu rindu masakan ibunya. Bahkan, setiap keluarganya datang ke Jakarta, ia kerap dibawakan lele sambal ijo.
“Iya, dulu awal-awal sih suka kangen lele sambal ijo, di sini memang ada, tetapi bikinan mama lebih enak,” tambahnya.
Pada awal ia merantau ke Jakarta di usia 12, Egy mengaku kesulitan mendapat masakan favoritnya. Untuk itu, ia harus pintar-pintar menahan rasa rindu masakan ibundanya itu.
“Tetapi sekarang sudah terbiasa dengan masakan asrama,” ujarnya.
Meski telah lama meninggalkan kampung halamannya di Medan, Sumatra Utara, Egy tidak melupakan kenangan bersama keluarga dan teman-teman sepermainannya dulu.
“Pulang libur kemarin ngumpul sama keluarga, bermain sama teman-teman kecil dulu di kampung. Pokoknya setiap teman ditemui. Apalagi jika punya waktu luang banyak, pasti saya temui mereka,” kata anak pasangan Syarifuddin dan Aspiah itu.
Di sisi lain, Egy mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun mental. Bahkan, di usia yang ke-17 ia mengaku mampu mengendalikan diri dari amarah dan emosional tatkala menghadapi suatu masalah.
“Dulu saya kadang susah ngontrol emosi, ego, dan semuanya. Tetapi sekarang saya lebih bisa mengontrol semuanya walaupun tidak perfect ngontrol-nya, kadang lepas. Setidaknya saya akan belajar terus dalam mengendalikan diri,” pungkasnya. (FD/X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved