Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Google makin Meng-Indonesia

Hera Khaerani
13/8/2016 03:30
Google makin Meng-Indonesia
(Ilustrasi---MI)

MEMUTUSKAN destinasi liburan bisa menjadi perkara yang membuat pusing kepala. Membuka satu blog berisi rekomendasi tempat wisata tidak akan cukup. Keputusan semakin mantap saat mata dimanja keindahan dalam foto.

Kiranya kecenderungan itu yang dipahami Google Street View. Aplikasi yang biasanya menampilkan gambaran riil ruas-ruas jalan itu kini merambah tempat wisata dan bawah laut.

Jika Anda ke Pulau Komodo, contohnya, ada pemandangan 360 derajat dari salah satu titik wisata itu dengan bantuan cardboard, perangkat virtual reality (VR) dari karton milik Google. Anda bisa menekan tombol cardboard di ponsel dan memasang ponsel Anda di cardboard untuk merasakan sensasi VR. Meski di kantor, Anda bak di atas pasir putih Pulau Komodo dalam petualangan mencari hewan serupa dinosaurus itu.

Di samping itu, ada pilihan pemandangan bawah lautnya. Putarlah ponsel dengan cardboard ke arah mana saja, atas, bawah, kanan, kiri, belakang, maka akan ada pemandangan riil bawah laut layaknya Anda menyelam.

Teknologi kamera 360 itu bukan barang baru. Sebelumnya, Kementerian Pariwisata Indonesia mempromosikan keindahan bawah laut Indonesia dengan teknologi VR. Namun, ini pertama kalinya tampilan itu bisa diakses lewat Google Street View. Artinya, gambaran itu bisa dilihat siapa pun di belahan dunia yang lain. Seru, kan!

Saat wisata, Google Maps menawarkan kemudahan lain dengan fitur terbarunya. Dalam acara Google for Indonesia di Pasific Place, Jakarta, Rabu (9/8), Hugh Williams selaku VP Engineering untuk Google Maps mengumumkan sederetan fitur baru, termasuk fitur offline.

“Kami paham banyak orang di Indonesia memiliki masalah dalam hal kapasitas penyimpanan, jadi kini peta offline bisa disimpan dalam SD card ponsel,” jelasnya. Menariknya, Anda bisa mengatur jarak jangkauan peta yang ingin disimpan secara offline.

Misalnya warga Jakarta yang ingin ke Surabaya khawatir tersesat bila kehilangan sinyal internet dan tidak bisa membuka Google Maps, cukup simpan peta Provinsi Surabaya secara offline. Tanpa koneksi internet sekalipun, peta bisa dibuka dan pencarian alamat bisa dilakukan. Fitur yang hilang saat menggunakan peta offline ialah tidak ada estimasi kemacetan lalu lintas secara real time.

Penting diingat, peta yang tersimpan di memori eksternal ponsel memiliki masa kedarluwarsa selama 30 hari. Saat masa berlakunya lewat, peta tidak bisa digunakan. Peta akan diperbarui otomatis ketika ponsel terkoneksi wi-fi dan masa berlakunya diperpanjang. Kepada Media Indonesia, Hugh Williams menjelaskan adanya masa berlaku itu lantaran Google Maps ingin memastikan peta yang disimpan itu teranyar dan memang akurat.

Perbaruan lainnya ialah pada pilihan moda transportasinya. Di Jakarta, Google Maps akan otomatis menampilkan pilihan angkutan umum Trans-Jakarta, Go-Jek, dan Grab. Vice President Product Management Google Caesar Sengupta menjelaskan prediksi kedatangan Trans-Jakarta ke halte bisa ditampilkan di aplikasinya lantaran mereka mengandalkan GPS yang ada di tiap bus.

Di sisi lain, hadirnya opsi moda transportasi berbasis aplikasi seperti Go-Jek dan Grab membuat pengguna bisa membandingkan estimasi harga di satu aplikasi.
Tahun ini, lokalitas menjadi fokus utama Google. Jika ponsel Anda dibawa ke negara lain, Google Maps akan sesuai dengan kebutuhan di negara tersebut, terutama terkait dengan moda transportasi yang tersedia.


Mengobrol dengan lokalitas

Perkara lokalitas yang dikedepan kan Google dibenarkan Vice President Product Manager in Search Tamar Yehoshua. Aspek lokalitas sangat terasa ketika menggunakan mesin pencarian Google dengan perintah suara (voice command).

Di masa lalu, fitur perintah suara di perangkat pintar atau internet of things tidak maksimal digunakan di Indonesia. Sensor itu lazimnya me­ngenali bahasa Inggris dan sejumlah bahasa asing meski terkadang terkendala dialek.

Kini Google Voice bisa diajak berbicara bahasa Indonesia. Anda cukup mengatakan OK Google, lalu mengatakan kata kunci yang ingin dicari dalam bahasa Indonesia. Laman langsung menampilkan hasil pencarian. Jika tersedia informasi suara, Google akan membacakan kilas informasinya kepada Anda dalam bahasa Indonesia.

Cara pencarian dengan perintah suara itu terbilang praktis bagi yang tidak mau susah payah mengetik kata kunci di mesin pencarian sehingga lebih hemat waktu.

Saat ini, Indonesia termasuk lima teratas penggunaan Google Voice di dunia. Kendala utama fitur ini ialah gangguan ketidaknyamanan bila digunakan di ruang publik karena orang lain bisa ikut mendengarkan apa yang Anda sedang cari. Bila tidak ingin demikian, pastikan silent ponsel sebelum melakukan pencarian. Jadi Anda bisa memilih membaca sendiri di layar, tidak dibacakan Google Voice.

Tingkat responsif dan akurasi pencarian itu juga dipengaruhi bahasa yang dipilih dalam pengaturan Google. Akan maksimal pencarian berbahasa Indonesia bila pengaturan Anda memang bahasa Indonesia. Jika pengaturannya bahasa Inggris, sangat mungkin kata kunci berbahasa Indonesia akan diasumsikan sebagai kata lain yang mirip bahasa Inggris.

Selain itu, di akhir tahun ini, Google Search di Indonesia akan tersedia fitur Lite Mode yang memungkinkan pencarian lima kali lebih cepat sekalipun pada koneksi 2G. “Kami menyadari masalah koneksi dan data masih menjadi kendala di Indonesia, jadi Lite Mode bisa menjadi solusi agar orang Indonesia bisa menikmati kualitas pencarian yang sama,” jelas Tamar.

Bahkan kalau Anda dalam konser di saat koneksi tidak stabil dan pencarian tidak membuahkan hasil. Google Search otomatis menyimpan riwayat pencarian itu dan ketika ada koneksi internet, langsung memberi notifikasi hasil pencarian. “Saat ini sebenarnya kecepatan pencarian seperti Lite Mode sudah bisa dinikmati, pengguna mungkin saja tidak menyadarinya. Nanti saat resmi dirilis, pengguna bisa leluasa memilih apakah menggunakan Lite Mode atau tidak,” imbuh Tamar. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya