PERUSAHAAN pembuat chip terbesar di dunia, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) berencana merekrut lebih dari 6.000 pegawai baru untuk 2023 ini.
Langkah perusahaan itu terbilang berani di tengah menurunnya permintaan chip di dunia. Ditambah lagi, banyak perusahaan teknologi yang melakukan PHK besar-besaran karena bisnisnya yang merosot.
Dilansir dari CNN, perusahaan Taiwan disebut sedang mencari insinyur baru dan operator lini produksi. Selain itu, raksasa manufaktur itu mencari kandidat dengan latar belakang di berbagai bidang teknik, serta keuangan, manajemen, dan sumber daya manusia yang akan ditempatkan di pangkalannya di sejumlah kota di Taiwan, seperti Hsinchu, Taichung, Tainan, dan Kaohsiung.
“TSMC merekrut secara luas dari para profesional berpengalaman dan pencari kerja pemula, termasuk lulusan perguruan tinggi baru," kata pihak TSMC melalui pernyataannya, Senin (6/3).
Rencana perekrutan ribuan pekerja itu terbilang berani. Pasalnya, bertepatan dengan penurunan permintaan untuk chip dalam skala global. Selain itu, konsumen di seluruh dunia membeli lebih sedikit barang elektronik imbas tingginya inflasi dan perlambatan ekonomi.
Namun demikian, TSMC mengaku percaya diri melakukan perekrutan setelah membukukan pendapatan yang signifikan. Pemasukan TSMC selama November melesat mencapai US$7,27 miliar, yang mayoritas terbantu dari chip pesanan Apple.
Jika dibandingkan dengan pemasukan TSMC pada November 2021, angka US$7,27 miliar itu artinya naik 50,2%, sebuah capaian yang luar biasa di tengah ancaman Covid-19 di Negeri Tirai Bambu.
CEO TSMC CC Wei mengatakan perusahaan mengharapkan keuntungan dan pemulihan finansial perusahaan pada akhir tahun 2023, dengan target penjualan akan meningkat kembali di paruh kedua.
Diketahui, TSMC memproduksi sekitar 90% chip super canggih di dunia. Mereka salah satu perusahaan terdaftar paling berharga di dunia, dengan kapitalisasi pasar 13,3 triliun Dolar Baru Taiwan atau sekitar Rp6.658 triliun.
Di Asia, kapitalisasi pasar TSMC saat ini bersaing ketat dengan raksasa teknologi Tiongkok, Tencent (TCEHY), yang bernilai lebih dari sekitar 3,5 triliun dolar Hong Kong atau Rp6.836 triliun.
