Tingkatkan Literasi Digital Agar tidak Tergerus Zaman

Budaya dalam literasi digital tak cukup hanya dengan kemampuan membaca saja, namun diperlukan kemampuan memahami serta menganalisa saat menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital. Termasuk menggunakan mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan, dan media sosial, serta dompet digital, lokapasar dan transaksi digital.

Baca juga: Layanan Daring Belajar di Rumah Makin Beragam

"Aktivitas kita mulai dari bangun tidur sudah membuka gadget kita, berkirim pesan melihat informasi cuaca, streaming musik, melihat berita, belanja semua bisa dilakukan secara online," kata System Analist dan Anggota RTIK, Dasep Purnama di Jakarta, Rabu (27/7).

Sebab itu masyarakat perlu untuk terus meningkatkan kecakapan digital agar segala infrastruktur dan teknologi yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Adapun menurut sensus penduduk tahun 2020 tercatat dari total populasi Indonesia yang mencapai sekitar 270 juta penduduk, kini didominasi oleh generasi Z dan milenial. Generasi yang baru ini memang lebih mudah beradaptasi dengan teknologi, namun tetap perlu mempelajari hal-hal baru terkait digitalisasi karena begitu cepat berkembang. "Pelajari hal baru untuk menyambut profesi baru yang paling dibutuhkan di era digital," katanya.

JobStreet.com pada 2021 merilis beberapa pekerjaan yang menjadi tren. Seperti digital marketing, social media specialist, SEO specialist, content creator, UI/UX designer, video editor hingga front-end developer di bidang IT. Untuk menguasai berbagai ilmu baru tersebut bahkan setiap orang dapat dengan mudah mencarinya di internet. Seperti dengan platform belajar Google for Education, Ruang Guru, dan Rumah Belajar. (OL-12)