Start-up Lebih Hemat Gunakan Layanan Cloud

PEMUTUSAN hubungan kerja di start-up belakangan ini disebut-sebut ada kaitan dengan fenomena road to profitablity. Fenomena itu merupakan antitesis buble burst atau dikenal dengan ledakan gelembung yang terjadi di start-up. 

Sesuai namanya, road to profitablity bisa dikatakan fenomena kesadaran bahwa start-up sebagai peluang berusaha, tidak semata-mata tumbuh dengan membakar uang, tetapi tumbuh dengan fundamental operasi yang kuat. Fokus operasional, sebagai bagian dari langkah memperkuat fundamental bisnis, saat ini menjadi perhatian para start-up. 

Mereka mulai memprioritaskan fokus bisnis dan kinerja operasional bisnis. Hal tersebut akan berpengaruh pada beerapa aspek operasional perusahaan, antara lain ketajaman product-market fit, efisiensi operasional, dan penciptaan arus kas yang sehat.

"Kami turut prihatin dengan fenomena start-up yang tengah mengalami kesulitan keuangan. Sebagai start-up teknologi, kami selalu berdiskusi dengan teman-teman sesama start-up. Ini karena bagi kami teknologi harus menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh teman-teman start-up. Efisiensi bagi start-up mutlak dilakukan sedini mungkin agar road to profitability start-up semakin konkret," ungkap Alfian Pamungkas, CEO PT Cloud Hosting Indonesia, atau lebih dikenal dengan Idcloudhost dalam keterangan tertulis, Jumat (3/6). 

Gelombang PHK sedang melanda industri start-up di Indonesia. Pertumbuhan start-up tidak sebanding dengan angka kebutuhan pendanaan untuk dukungan modal kerja. Kebijakan ekonomi Amerika Serikat ditengarai juga menjadi pemicu kondisi ekonomi makro dunia yang pada gilirannya mendorong para start-up merumuskan ulang prioritas usaha untuk perbaikan kinerja operasional.

"Kami menyediakan layanan cloud seperti VPS dan Baremetal bagi start-up. Ini menjadi solusi agar dapat beroperasi dengan lebih efisien. Selain andal, layanan VPS dan Baremetal lebih hemat. Hasil penghematan ini dapat digunakan oleh para start-up untuk meningkatkan belanja pada area yang lebih membutuhkan seperti mempertahankan karyawan," tambah Alfi.

Perkembangan start-up di Indonesia berjalan bersamaan dengan pertumbuhan internet dari tahun ke tahun. Pengguna internet yang semakin mudah dan meningkat setiap tahun menjadi peluang besar bagi para pendiri start-up dalam mengembangkan bisnisnya. 

Baca juga: Acer Exclusive Store Hadir di Mal Ambasador

Berdasarkan data Startup Ranking, per Maret 2022 terdapat 2.331 start-up di Indonesia. Jumlah perusahaan kecil dan start-up di Asia-Pasifik terus bertumbuh. Usahanya mulai dari drone bawah air hingga sistem propulsi satelit, hospitality, mengatasi masalah untuk meningkatkan transportasi di kota-kota yang padat, memperluas konektivitas yang terjangkau di daerah terpencil, sampai mencegah pemborosan makanan.

Forbes melansir laporan bertajuk Forbes Asia 100 to Watch perdana. Laporan ini menyoroti perusahaan kecil dan start-up yang sedang naik daun di kawasan Asia-Pasifik. Menurut data Startup Ranking, Indonesia memiliki lebih dari 2.100 start-up dan menduduki posisi kelima terbanyak di dunia. (OL-14)