Liverpool Vs Manchester City: Pep Guardiola Akui Susah Tidur

LIVERPOOL menjamu Manchester City dalam momen yang menentukan untuk perburuan gelar juara Liga Premier Inggris.

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, seperti yang disebutkan sebelumnya, mengalami susah tidur jika harus memikirkan pertandingan melawan anak asuh Jurgen Klopp.

Pernyataan mengejutkan dari Klopp bahwa dirinya akan berhenti sebagai manajer Liverpool di akhir musim ini telah memberikan tekanan ekstra pada pertandingan krusial hari Minggu (10/3) melawan City di Anfield.

Baca juga :  Ambisi Berbeda Liverpool dan Man City

Meskipun Guardiola telah memenangkan lima dari enam gelar Liga Premier terakhir, Klopp telah menjadi duri dalam daging bagi timnya, dengan gelar Liverpool tahun 2020 menjadi satu-satunya penghalang dalam pemerintahan dinasti City.

Guardiola mengungkapkan rasa hormatnya yang mendalam kepada Klopp saat ia mengakui kepergian pelatih asal Jerman itu akan membuatnya lebih mudah untuk bersantai sebelum pertemuan dengan Liverpool.

"Saya akan tidur lebih nyenyak. Pertandingan-pertandingan melawan Liverpool hampir menjadi mimpi buruk," kata Guardiola mengutip AFP (8/3).

Baca juga : Guardiola dan Klopp Saling Puji Usai Laga di Emirates

Meskipun Klopp dan Guardiola juga pernah berhadapan saat menangani Borussia Dortmund dan Bayern Munchen, kebersamaan mereka di Premier League telah membawa persaingan untuk meraih supremasi ke tingkat yang lebih tinggi.

Keduanya telah bertemu 15 kali di Premier League sejak 2016, dengan Klopp meraih empat kemenangan dan Guardiola mengklaim lima kemenangan.

Namun, mengalahkan Liverpool di Anfield di depan para pendukungnya adalah salah satu dari sedikit prestasi yang masih belum dapat diraih Guardiola sebagai pelatih City.

Baca juga : Guardiola: Saya tidak Percaya Klaim Klopp!

Dengan begitu banyak hal yang dipertaruhkan akhir pekan ini, Guardiola akan merasa gelisah di balik selimutnya pekan ini saat dia merencanakan satu momen yang lebih berkesan atas kekalahan Klopp.

Selanjutnya, Striker Manchester City, Erling Haaland menanggapi klaim Trent Alexander-Arnold bahwa trofi Liverpool lebih berarti daripada City, dengan mengatakan bahwa sang pemain bertahan itu tidak tahu bagaimana rasanya memenangkan treble.

"Jika dia ingin mengatakan itu, oke. Saya sudah berada di sini satu tahun dan saya memenangkan treble dan itu adalah perasaan yang cukup menyenangkan, saya tidak berpikir dia tahu persis perasaan ini," kata Haaland mengutip ESPN.

Baca juga : Pep Guardiola: Phil Foden adalah Pemain Kelas Dunia

"Mereka dapat berbicara sebanyak yang mereka inginkan, atau dia dapat berbicara sebanyak yang dia inginkan. Saya tidak tahu mengapa dia melakukan itu, tetapi saya tidak keberatan," imbuhnya.

City telah memenangkan 14 trofi sejak Pep Guardiola mengambil alih posisi manajer pada tahun 2016. Sedangkan Liverpool telah mengoleksi tujuh tropi sejak Jurgen Klopp mengambil alih kendali di Anfield setahun sebelumnya.

Walaupun demikian, Alexander-Arnold mengatakan bahwa trofi yang dimiliki oleh Liverpool memiliki nilai yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan City

Baca juga : Juergen Klopp: Proses Gol Nunez adalah Wujud Keindahan Sepak Bola

"Melihat kembali ke era ini, meskipun (City) telah memenangkan lebih banyak gelar daripada kami dan mungkin lebih sukses, trofi kami akan lebih berarti bagi kami dan basis penggemar kami karena situasi di kedua klub secara finansial," kata Arnold.

"Bagaimana kedua klub membangun tim mereka dan cara kami melakukannya, mungkin lebih berarti bagi para penggemar kami. Ini sulit. Kami menghadapi sebuah mesin yang dibangun untuk menang - itulah cara paling sederhana untuk menggambarkan City dan organisasi mereka," imbuhnya.

Liverpool memimpin Man City dengan satu poin dengan 11 pertandingan tersisa menjelang pertandingan hari Minggu. Ini akan menjadi pertemuan terakhir di Liga Primer antara kedua klub dengan Klopp sebagai pelatih setelah dia mengumumkan bahwa dia akan mundur dari perannya di akhir musim.

Sementara itu, pengawasan atas pengeluaran City di bawah kepemilikan Abu Dhabi telah meningkat setelah klub didakwa dengan 115 pelanggaran aturan keuangan dari 2009 hingga 2018. Liga Premier telah menentukan tanggal sidang atas dugaan kasus tersebut, meskipun belum mengungkapkannya kepada publik. (AFP/ESPN/Ndf/Z-7)