Atletico Pupus Harapan MU Raih Gelar Terakhirnya Musim Ini

MANCHESTER United harus mengakhiri musim yang menyedihkan menyusul kekalahan 1-0 di kandang sendiri dari Atletico Madrid di leg kedua Liga Champions, Rabu (16/3) dini hari WIB. Hasil akhir dengan agregat 1-2 itu membuat peluang terakhir Setan Merah untuk meraih trofi di musim ini pupus.

Gol semata wayang Renan Lodi memastikan lolosnya skuad asuhan Diego Simeone ke babak perempat final Liga Champions. Tuan rumah yang didukung pendukungnya sendiri tak mampu mencetak gol penyama meski di pertandingan ini mengandalkan Cristiano Ronaldo.

"Kami sepenuhnya menyadari bahwa melawan tim ini Anda harus mencetak gol pertama sendiri," kata Manajer MU, Ralf Rangnick, yang sepenuhnya menyadari keterbatasan timnya sendiri.

Hasil ini membuat MU tidak lagi memiliki peluang untuk mengangkat trofi pada pengujung musim. Pasukan Ralf Rangnick telah tersingkir dari Piala FA, Piala Liga dan tak dapat berbicara banyak di Liga Premier Inggris. Setan Merah juga sekarang akan menjalani lima tahun tanpa memenangkan trofi.

MU hanya bisa mencapai delapan besar kompetisi klub top Eropa dua kali sejak Alex Ferguson pensiun pada 2013. Trofi terakhir klub datang ketika mereka memenangkan Liga Europa lima tahun lalu.

Kembalinya Ronaldo ke klub tempat ia pertama kali membuat namanya menjadi superstar seharusnya menjadi pembuat perbedaan dalam upaya untuk meraih trofi. Alih-alih ingin kembali berjaya, ia menyerah dan MU semakin terpuruk sejak Alex Ferguson pergi sebagai manajer.

Ronaldo adalah pemain yang konsisten menjadi momok bagi Atletico di Liga Champions di tahun-tahun sebelumnya. Dia mencetak hat-trick saat berseragam Real Madrid pada 2017 dan Juventus pada 2019.

Namun, pencetak gol terbanyak sepanjang masa kompetisi itu kini tersingkir di babak 16 besar selama tiga tahun terakhir. Bermain sejak menit pertama, Ronaldo tak bisa mencatatkan satupun tembakan.

Dia tercatat melakukan 50 sentuhan, 35 umpan dengan 33 di antaranya berhasil, lalu tiga dribel sukses dari empat percobaan. Opta menyebut bahwa ini baru ketiga kalinya terjadi dalam sejarah Liga Champions, di mana Ronaldo dibuat hanya lari dan mengumpan di lapangan selama 90 menit lebih.

Sebelumnya kejadian serupa terjadi di laga MU lawan Panathinaikos pada November 2003 dan Real Madrid vs Barcelona pada Mei 2011 silam.

Penjaga gawang MU David de Gea mengatakan timnya tidak cukup baik setelah tersingkir dari Liga Champions.

"Kami benar-benar kecewa dengan hasilnya. Sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaan kami saat ini. Ini adalah hari yang sangat mengecewakan bagi kami,” kata De Gea.

Sementara itu, Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone tak mampu menyembunyikan kegembiraannya yang meraih hasil impresif di Eropa.

Menurutnya, para pemain bekerja keras hingga mendapatkan hasil ini. Dari penjaga gawang sampai penyerang, bahu membahu menunjukkan kinerja baik.

"Saya senang. Begitu banyak orang bekerja keras sehingga kami dapat memiliki momen-momen ini. Itu adalah upaya brilian dari para pemain, salah satu permainan terbaik kami musim ini," kata Simeone.

Sejak awal, ia lebih fokus memperkuat pertahanan dan mencari celah untuk melakukan serangan balik. Ia memulai dengan formasi 5-3-2. Sesekali berubah menjadi 5-4-1.

Format 5-4-1, membuat Antoine Griezmann turun ke posisi gelandang sayap kanan. Kemudian di kiri ada Renan Lodi, meninggalkan Joa Felix sendirian di lini depan.

Terlihat Los Rojiblancos--juluka Atletico-- lebih seimbang dalam bertahan dan menyerang. Secara khusus, Simeone angkat jempol untuk penjaga gawang mereka, Jan Oblak. "Pertahanannya brilian, dan Oblak membantu kami tetap tenang," ujarnya. (AFP/UEFA/OL-13)

Baca Juga: Harga Avtur Melambung, Citilink belum Berencana Naikan Harga Tiket