Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Mudik, Tradisi Pererat Silaturahim

Syarief Oebaidillah
28/6/2016 06:20
Mudik, Tradisi Pererat Silaturahim
(ANTARA/Aditya Pradana Putra)

FENOMENA mudik umat muslim ke kampung halaman atau daerah asal mereka selalu mewarnai hari-hari puasa terakhir di bulan Ramadan. Jutaan umat muslim mulai dari kalangan orang tua, remaja, dan bahkan anak-anak ikut berbondong-bondong menuju kampung tempat mereka berkumpul bersama keluarga di Hari Raya Idul Fitri.

Sebenarnya, secara sosial kegiatan mudik tersebut bermakna positif. Pasalnya, dengan mudik, kaum muslimin bisa memperkuat tali silaturahim di antara anggota keluarga mereka dan masyarakat. Hal itu pun sudah sesuai dengan ajaran Alquran dalam Surah An Nisa ayat 1.

‘’Dalam Alquran, Allah SWT jelas menyatakan sangat mencintai orang-orang yang menyambungkan tali silaturahim dan murka bagi orang-orang yang memutus silaturahim,’’ kata Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Anwar Abbas, di Jakarta, kemarin.

Selain itu, terdapat sebuah hadis Rasulullah SAW yang menegaskan bahwa ‘Siapa yang menyambungkan tali silaturahim, akan dipanjangkan umurnya oleh Allah SWT dan akan ditambahkan rezekinya.

Anwar membenarkan, secara religi kegiatan mudik memang bukanlah merupakan syariat dari ajaran Islam, melainkan kini sudah menjadi budaya dan tradisi, terutama tradisi umat Islam di Indonesia.

“Selama dalam kegiatan mudik itu tidak ada yang bertentangan dengan ajaran agama, tradisi mudik sah-sah saja,’’ ungkap Anwar Abbas yang juga dosen UIN Syarief Hidayatullah Jakarta tersebut.

Namun, dia mengakui ada sebagian umat muslim yang menjadikan tradisi mudik sebagai ajang pamer kekayaan kepada para sanak saudara, tetangga, dan masyarakat.

Untuk hal seperti itu, ia mengingatkan, agar umat muslim tidak terjebak pada ajang pamer kekayaan lantaran memang hal tersebut tidak diperlukan.

‘’Mudik sejatinya untuk menguatkan tali silaturahim, persaudaraan, dan kekeluargaan kita sesama sanak saudara dan tetangga di kampung, bukan justru menjadi ajang unjuk diri apalagi pamer kekayaan,’’ tegasnya.


Bermanfaat

Anwar yang juga Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini menambahkan secara ekonomi mudik juga bisa mendorong distribusi kekayaan terutama dari orang kota kepada orang desa. Hal ini dapat berdampak positif terhadap meningkatnya daya beli dan kesejahteraan masyarakat desa.

‘’Misalnya dengan mudik, bisa menjadi alat dan membuka network atau jaringan kerja sama. Ada orang kota yang ingin berinvestasi di desa atau ada orang kota yang bersedia bekerja sama memasarkan produk orang desa. Jadi peristiwa mudik seperti ini bisa menjadi kegiatan yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,’’ paparnya.

Ada juga para pemudik dari kota yang bersusah payah bekerja dan mengumpulkan uang, tetapi kemudian habis untuk dibelanjakan di desa dan tidak ada lagi dana yang bisa dipakai untuk kepentingan investasi atau perluasan usaha. Bahkan, ada yang terlilit utang akibat mudik.

Terkait dengan fenomena seperti itu, Anwar mengimbau agar para pemudik membuat perencanaan mudik secara cermat agar tradisi mudik menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berdaya guna serta menjadi ajang menambah pahala, bukan justru terlilit kesusahan setelah mudik. “Untuk itulah, mari kita jadikan tradisi mudik ini sebagai tradisi yang bermanfaat bagi umat Islam,’’ tutup Anwar. (S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah