Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SIANG itu saya syuting sebuah program televisi, Operasi Ramadaniya 2016, program Polri terkait dengan arus mudik dan balik Idul Fitri tahun ini.
Syuting berlokasi di sebuah perempatan superpadat di Bekasi.
Di tengah puasa, saya harus berhadapan dengan panas, debu, serta asap dan bisingnya knalpot.
Ternyata, berdiam lama di sebuah tempat di pinggir jalan membuat saya semakin yakin betapa bisingnya jalanan di negeri ini.
Saya tidak habis pikir kenapa pengguna jalan di negara ini senang sekali memencet klakson?
Ibarat mulut, klakson memang dipakai untuk berkomunikasi dengan pengguna jalan lainnya.
Seharusnya klakson baru digunakan ketika ada keperluan untuk berkomunikasi. Membunyikan klakson tanpa alasan jelas tak ubahnya seperti orang gila yang bicara sendiri.
Klakson yang ada di setiap kendaraan pasti sudah dirancang pabrik pembuatnya agar terdengar pantas dan sesuai dengan jenis kendaraan.
Namun, faktanya, banyak yang melakukan modifikasi dan mengganti klakson agar berbunyi lebih nyaring atau mengundang perhatian.
Kita pasti pernah ketemu dengan motor berklakson mobil, mobil berklakson truk, atau mobil berklakson suara aneh seperti gonggongan anjing, sirene polisi, bahkan lagu!
Selayaknya orang berbicara, berklakson pun ada etikanya karena ada pesan dan makna yang terkandung di dalamnya.
Misalnya, suara 'tin' pendek dan sekali itu berarti menyapa pada saat kita mau mendahului.
Lalu suara 'tin tin' pendek biasanya dipakai jika kita berjumpa dengan teman atau saudara di jalan.
Nah, kalau suaranya 'tin, tin, tin', biasanya ini terjadi saat countdown 3 detik terakhir lampu merah.
'Tin' yang pertama ngasih kode, "Woy udah mau hijau tuh".
'Tin' yang kedua, "Ayo masukin gigi maju."
'Tin' yang ketiga biasanya agak panjang yang berarti, "Maju woooy, udah hijau niiih, masa mau diem aja!"
Mulai panas nih hehe.
Kalau kode klakson 'tiiiiiiiinnnnn, tiiiiinnnnnnn' berulang-ulang agak panjang, berarti emosi sudah tersulut. Biasanya klakson dipencet dan disertai dengan umpatan.
Hati-hati ah, itu sama artinya dengan membentak orang lo!
Sebetulnya, mereka sadar enggak sih suara bising karena klakson yang berlebihan akan memicu stres bagi yang memencet maupun yang mendengar?
Di negara maju yang budaya lalu lintasnya sudah tinggi, pengguna kendaraan tidak sembarangan saat menggunakan klakson.
Sejatinya, tidak ada keuntungan dari penggunaan klakson yang berlebihan.
Karena itu, mari kita kurangi penggunaan klakson yang tidak sesuai dengan fungsinya supaya negara kita tidak mendapat julukan 'a honk-happy country'. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved