Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Tafsir al-Mishbah: Allah Mengatur Rezeki dan Jodoh

Quraish Shihab
22/6/2016 06:58
Tafsir al-Mishbah: Allah Mengatur Rezeki dan Jodoh
()

TAFSIR kali ini membahas Surah Al-Qasas yang membahas perpindahan Nabi Musa dari Mesir ke Madian dan apa yang terjadi di sana. Ayat 22 mengulas Nabi Musa memutuskan untuk meninggalkan Mesir karena orang-orang marah kepadanya.

Mulanya Madian merupakan nama dari salah seorang anak dari Nabi Ibrahim. Perpindahan Ibrahim ke suatu tempat menjadikan tempat itu dinamai Madian. Dalam ayat ini, Musa meminta petunjuk Allah SWT untuk memberikan jalan ke arah yang benar. Saat itu, ia tidak tahu hendak pergi ke arah mana, maka ia pun berdoa sebelum meninggalkan Mesir.

“Dalam ayat ini terdapat satu pelajar, yakni setiap kali hendak bepergian menuju ke suatu tempat, manusia hendaklah berdoa.”

Kemudian, sesampainya ia di sumber air Kota Madian, Musa menemukan sekelompok orang yang sedang mengambil air. Dari orang-orang yang mengambil air, terdapat dua wanita yang menghalau ternaknya. Ketika itu Musa bertanya kepada kedua perempuan itu, mengapa mereka menunggu?

Di ayat 23 ini dijelaskan, karena terlalu berdesak-desakan, keduanya terpaksa menghalangi ternak mereka. Sementara itu, ayah mereka sudah tua dan tidak bisa mengambil air. Tidak ada saudara laki-laki pun yang dapat menolong. Maka Musa pun mengambilkan air untuk kedua perempuan itu.

Setelah itu, Musa pun berteduh di bawah naungan pohon dan sekali lagi berdoa. Ia meminta rezeki kepada Allah SWT seperti yang dibutuhkan. Pada ayat ini perlu digarisbawahi bahwa manusia hendaknya jangan menduga Allah tidak memberi rezeki walau hanya sedikit. Jangan ingkari rezeki Allah.

Di ayat 25, salah seorang dari perempuan itu mendatangi Musa dengan malu-malu dan tertunduk. Ia mengundangnya untuk datang ke kediamannya sesuai yang diamanahkan sang ayah.

Kemudian Musa pun datang dan bertemu dengan Nabi Syu’aib. Di sana, ia pun menceritakan kisah hidupnya selama di Mesir dan sebagainya. Syu’aib berkata, “Jangalah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang zalim itu.”

Pada ayat berikutnya, salah seorang dari gadis itu meminta kepada ayahnya agar mengambil Musa untuk bekerja pada mereka. Dari situ, sang ayah mengetahui bahwa salah seorang anaknya senang kepada Musa. Selanjutnya di ayat 27, sang ayah pun menawari Musa untuk menikahi salah seorang dari anaknya itu.

Dalam ayat itu ia berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dari salah seorang kedua anakku ini. Atas dasar kamu bekerja denganku selama delapan tahun (sebagai mas kawin). Dan insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.”

Karena itu, menikahlah Musa dengan salah seorang dari perempuan tersebut. Doanya agar ia selamat pun terkabul. Ia pun mendapatkan keselamatan, perlindungan, pekerjaan, dan seorang istri. (Mlt/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah