Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Uniknya Berdakwah Masa Kini

17/6/2016 06:00
Uniknya Berdakwah Masa Kini
(MI/ADAM DWI)

BERAGAM cara unik dan kreatif dilakukan para pendakwah dalam menyerukan dan membagikan ajaran Islam yang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal tersebut menjadi menarik, yakni setiap orang dapat belajar memahami kandungan Alquran dengan cara yang berbeda dan mudah dicerna. Seperti halnya yang dilakukan oleh Ria Ricis yang memilih untuk membagikan ilmu agama melalui media sosial miliknya, ia memiliki ratusan ribu pengikut.

Pemilihan kalimat yang dipilih pun cenderung santai sehingga pesan yang disampaikan pun dapat dicerna para pengikutnya. Adapun Ari Ginanjar, ia tergolong aktif bersinggungan dengan teknologi untuk mendekatkan Alquran dengan umat manusia. Selain kedua tokoh itu, nama yang tidak kalah asing ialah Asma Nadia, seorang penulis beragam novel yang hasil karyanya sering kali diadaptasi ke dalam berbagai .. lm dengan judul yang sama.

“Sejak awal menulis itu berjuang buat saya, mencerahkan. Menulis itu seharusnya sebuah karya dari Asma, ketika Asma menulis buku kemudian di .. lmkan, itu harus memberikan kontribusi sesuatu selain hiburan atau orang menjadi tersentuh, baper (bawa perasaan), atau lucu dengan ceritanya. Mereka bisa mendapatkan sesuatu untuk dibawa pulang dan itu menguatkan diri mereka,” ungkapnya di Metro TV, kemarin.

Menurutnya, seorang penulis tidak boleh sok tahu. Ketika menulis, penulis harus dapat memosisikan diri sebagai pembaca dan teman sehingga kemasannya menjadi akrab ketika pesan tersebut disampaikan dengan cara yang santai dan tidak menggurui. Ia menyampaikan, kisah-kisah religi juga tidak seharusnya seperti khotbah, yang biasanya disampaikan di masjid. Melalui pendekatan yang santai, nilai-nilai Islam dapat tetap disampaikan dengan cair dan nyaman.

Baginya, Islam ialah rahmatan lil alamin sehingga dalam penyampaiannya tidak dengan cara yang kasar, menyinggung, dan provokatif. Tidak hanya melalui tulisan, Asma pun kerap menyampaikan pesan-pesan islami kepada anak-anak muda dalam talkshow. Ia ingin perempuan Indonesia menjadi kuat, dan hal tersebut merupakan keniscayaan.

Ia menilai sebuah negara akan kuat apabila perempuannya kuat. “Sebuah keluarga akan kuat kalau perempuannya kuat. Jika keluarganya kuat, maka masyarakat akan kuat. Kalau masyarakat kuat, maka bangsanya akan kuat,” ujarnya.

Tidak hanya melalui tulisan ataupun media sosial, Lulu Susanti, seorang ustazah yang berdakwah menyasar anak-anak dengan menggunakan media boneka ini mengikuti metode dakwah yang dilakukan sahabat Rasullah, Ali bin Abi Thalib. Ia menyadari bahwa penyampaian dakwah harus berbeda antara ibu-ibu, orang dewasa, remaja, dan anak-anaknya. Pada anak-anak usia 0-7 tahun, metode dakwah harus disampaikan dengan cara bermain. Usia 7-14 tahun dengan cara disiplin, dan 14-21 tahun dengan cara yang bersahabat dengan anak.

“Metode ini ada di fase 0-7 tahun, jadi otomatis anak harus diajak bermain. Baik pakai tepukan, nyanyian, ataupun bercerita,” ungkapnya.

Berdakwah dengan menggunakan media boneka ini diawali saat ia melihat seseorang, Yana, sedang mendongeng diikuti peragaan .. siknya.

Selama 8 bulan ia mempelajari teknik-teknik, seperti olah vokal, sukma, dan gerak. Lantas Lulu pun berpikir untuk berdakwah dengan menggunakan media boneka. “Daya fokus anak rata-rata hanya 3-5 menit sehingga harus mengetahui bagaimana cara mengembalikan kefokusan mereka.”

Terlebih, di zaman gadget seperti sekarang, anak lebih akrab dengan permainan, bercerita merupakan pendekatan yang kreatif. “Landasannya ketika berdakwah itu Alquran dan hadis, kedua itu mengamalkan, dan ketiga adalah berakhlak baik dan bermanfaat bagi orang banyak,” tutupnya.(Mlt/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah