Alquran Tuntunan Hidup Sehari-hari

ALLAH SWT menurunkan Alquran pada bulan Ramadan kepada Rasulullah Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.

Alquran menjadi tuntunan kehidupan sekaligus rahmat bagi seluruh umat sehingga manusia dapat mengaplikasikan tuntunan yang ada pada Alquran dalam kehidupan sehari-hari.

"Alquran diturunkan selama fase lebih dari 22 tahun kepada Rasulullah. Dibumikan agar tingkah laku umat Islam menjadi lebih baik," kata Ustaz Subki Al-Bughury ketika memberikan tausiah dalam acara peringatan Nuzulul Quran sekaligus santunan anak yatim di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Selasa (13/6).

Ia menjelaskan, akhlak Rasulullah merupakan perwujudan akhlak yang patut dicontoh sebagaimana yang ada dalam Alquran.

Apabila ingin mengamalkan ajaran Alquran, umat Islam diminta mencontoh Rasulullah.

Ustaz juga menyampaikan bagaimana kehebatan Alquran yang dapat mengubah kehidupan bangsa Arab yang dahulu terkenal dengan jahiliah.

Mereka mempunyai kebiasaan buruk.

"Ada satu tradisi buruk yang dilakukan bangsa Arab ketika itu. Salah satunya anak-anak perempuan dikubur hidup-hidup," katanya.

Namun, setelah Alquran turun, perlahan-lahan kehidupan dan perilaku masyarakat Arab berubah.

Mereka memeluk agama Islam sehingga kehidupannya jauh lebih baik.

Dengan segala yang baik pada Alquran, ujar Subki, alangkah baiknya apabila kita menghafal Alquran.

"Para penghafal Alquran istimewa di mata Allah," ucapnya.

Terlebih lagi, tambahnya, bila hal itu dilakukan di bulan Ramadan.

Dengan segala keberkahan yang dilimpahkan pada bulan suci ini, pahala yang dijanjikan akan berlipat-lipat.

"Dalam belajar Alquran kita harus sabar. Kesabaran akan selalu berbuah manis. Siapa yang sabar, dia akan sukses. Dengan ketaatan kepada Allah, insya Allah dia akan memetik hasil yang memberikan kebaikan pada kehidupan," katanya.

Anak yatim

Salah satu surah dalam Alquran, yakni Al-Ma'un, berisi petunjuk mengenai bagaimana memperlakukan anak yatim dengan baik.

Pada kesempatan itu ustaz juga menyampaikan kisah mengenai seorang kiai besar yang mengajar para santrinya untuk senantiasa berbuat baik kepada anak yatim.

KH Ahmad Dahlan, ujarnya, mengajar santri-santrinya surah Al-Ma'un.

Di dalamnya terdapat kisah mengenai orang-orang yang suka menghardik anak yatim.

Para santri KH Ahmad Dahlan sudah hafal tentang ayat-ayat dalam surah tersebut.

Namun, ia terus menanyakan tentang surah tersebut secara berulang-ulang.

Hal itu mengundang tanya para santri, mengapa mereka terus belajar surah Al-Ma'un?

Padahal, mereka sudah hafal.

Para santri juga bertanya mengapa tidak berpindah untuk mempelajari surah lainnya.

Atas pertanyaan tersebut, kiai menjawab, "Sudah dihafal, sudah dipahami, tapi apakah sudah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari?" jawabnya.

Untuk mengamalkan surah tersebut, kata Subki, KH Ahmad Dahlan mengajak santri-santrinya untuk langsung berbagi kepada anak yatim.

"Berbagi kepada anak yatim, berarti kita sudah menurunkan Alquran ke dalam hati kita dan menggerakkan dalam amal dan perbuatan. Ketika manusia memberikan kebaikan, Allah SWT akan memberikan kebaikan yang banyak pula," katanya. (H-2)