SETELAH empat dekade berjuang melawan pemerintah Turki, kelompok militan Kurdi akhirnya memutuskan untuk membubarkan diri. Kelompok seperti PKK (Partai Pekerja Kurdistan), YPG (Unit Perlindungan Rakyat), dan Peshmerga terbentuk sebagai respons atas ketiadaan negara merdeka bagi etnis Kurdi yang tersebar di kawasan Turki tenggara, Suriah utara, Irak utara, dan Iran barat. Identitas budaya dan bahasa Kurdi yang kuat tidak cukup untuk memberi mereka pengakuan sebagai bangsa berdaulat.

Pilihan jalur militan muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap penindasan negara, ketiadaan saluran politik legal, serta ketimpangan ekonomi yang tajam. Ideologi radikal dan pengaruh militer dari negara-negara tempat mereka tinggal turut mendorong militansi ini. Kini, setelah 40 tahun konflik, pembubaran ini menjadi babak baru bagi masa depan etnis Kurdi di tengah dinamika politik kawasan.