PBNU : Golput Tidak Dianjurkan dalam Islam

BANGSA Indonesia akan memilih calon presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota secara serentak pada esok hari.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Marsudi Syuhud mengimbau agar masyarakat khususnya umat islam untuk memilih. Ia menjelaskan, demokrasi merupakan kesepakatan bersama dalam berbangsa dan bernegara, hak itu dijamin secara konstitusi. Oleh karena itu, sebaiknya hak tersebut digunakan sebaik-baiknya.

Dengan memilih presiden, wakil presiden dan anggota legislatif, imbuhnya, bangsa Indonesia mempercayakan hal-hal terkait berbangsa dan bernegara pada pemimpin yang terpilih.

"Hukumnya wajib, maka diharapkan tidak ada yang golput atau tidak memilih. Karena niat berangkat ke tempat pemungutan suara untuk menunaikan ibadah dan memilih wakil kita," imbau KH. Marsudi ketika dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Selasa (16/4).

Baca juga: Tekan Golput, Pemerintah Undang Ahli Hukum Hingga Tawarkan Diskon

Memilih pemimpin, terang KH.Marsudi, hukumnya wajib dalam islam. Ketika seseorang tidak memilih, ada hal-hal yang diinginkan tidak bisa tersalurkan. Dalam ajaran agama, imbuhnya, disarankan memilih pemimpin yang baik.

" Kita diajarkan memilih wakil yang baik kalau kita sendiri tidak memilih dan ternyata yang nanti terpilih wakil yang tidak baik, itu kan bertentangan dengan yang diajarkan agama," paparnya.

Selain memanfaatkan hak pilih sebaik-baiknya, PBNU juga mengimbau masyarakat untuk menjaga ketertiban serta menjaga rasa persaudaraan baik sesama muslim, sesama manusia dan persaudaraan sebangsa dan setanah air meskipun berbeda pilihan. Maka, KH. Marsudi mengimbau agar ketika memilih, masyarakat hendaknya menjaga ketentraman di TPS.

"Karena niatnya ibadah, maka pilihlah dengan cara yang baik. Menjaga ketertiban karena kita semua bersaudara. Apabila ada persoalan, sebaiknya dimusyawarahkan dan dicari jalan keluarnya sesuai aturan yang disepakati," ucapnya. (OL-4)